AHLAN WA SAHLAN YA IKHWAH...
Sedikit kata untuk kita renungkan bersama...

Jumat, 30 September 2016

Ringkasan Kitab Riyadhush Shalihin, Bab Mengingat Mati dan Memendekkan Angan-angan.


Bismillaahir rahmaanir rahiim
Assalamu'alaykum wa rahmatullaah wa barakaatuh.


"Innal hamdalillaah nahmaduhu wanasta'iinuhu wanastaghfiruhu wana'uzdubillaahi minsyururi anfusinaa waminsayyi aati 'amaalinaa mayyahdihillaahu falaa mudhillalah wamayyudlil falaa hadiyalah."


"Asyhadu alaa ilaha illallaah wa asyhadu anna muhammadan 'abduhu warasuuluh laa nabiy ya ba'da."


"Segala puji hanya milik Allah 'Aza wa Jalla, kita memuji-Nya, kita memohon pertolongan kepada-Nya, kita memohon ampun kepada-Nya, dan kita berlindung kepada-Nya dari kejelekan-kejelekan diri kita dan kejelekan amal perbuatan kita. Barangsiapa yang diberi hidayah oleh Allah 'Aza wa Jalla maka tidak ada seorangpun yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang disesatkan oleh Allah 'Aza wa Jalla maka tidak seorangpun yang dapat memberi hidayah kepadanya."


"Aku bersaksi bahwa tidak ada yang patut disembah dengan haq (benar) kecuali Allah 'Aza wa Jalla saja, dan tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya. Dan tidak ada Nabi setelahnya"


Qola Allaahu Ta'ala fii Kitabul Karim: "Yaa ayyuhal ladziina aamanu taqullaaha haqqo tuqootih walaa tamuutunna illaa wa antum muslimun."


Allah Ta'ala berfirman: "Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa kepada-Nya, dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan beragama Islam."
(QS. Ali Imran: 102).


Wa qola Allaahu Ta'ala: "Yaa ayyuhan naasuttaquu robbakumul ladzii kholaqokum min nafsi wa hidah wa kholaqo minhaa dzaujaha wa batstsa minhuma rijaalan katsiiran wanisaa a wattaqullaah alladzii tasaa aluunabihi wal arhaama innallaaha kaana 'alaikum roqiibaa."


Dan AllahTa'ala berfirman: "Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Robb kalian yang telah menciptakan kalian dari diri yang satu, daripadanya Allah menciptakan istrinya dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan nama-Nya) kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kalian."
(QS. An Nisaa: 1).


Wa qola Allaahu Ta'ala: "Yaa ayyuhal ladziina aamanut taqullaah waquuluu qaulan sadiida yushlih lakum a'maalakum wa yaghfir lakum dzunuubakum wamayyuti 'illaah wa rasullahuu waqod faaza fauzan 'adzhiima."


Dan Allah Ta'ala berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kalian kepada Allah dan katakanlah dengan perkataan yang benar, niscaya Allah akan memperbaiki bagi kalian amal-amal kalian dan mengampuni bagi kalian dosa-dosa kalian. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar."
(QS. Al Ahzab: 70-71).


Amma ba'du, "Fa inna ashdaqol hadiitsi kitaabullaah wa khairal hadi hadi muhammadin shallallaahu 'alaihi wasallam wasyarril umuuri muhdatsaa tuhaa wakulla muhdatsa tin bid'ah wakulla bid'atin dholaalah wakulla dholaalatin fiinnar."


Amma ba'du: "Sesungguhnya sebenar-benar perkataan adalah Kitabullah, dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam, dan sejelek-jelek perkara adalah yang diada-adakan, dan setiap yang diada-adakan adalah bid'ah, dan setiap bid'ah adalah sesat, dan setiap kesesatan ada di neraka."


"Pembahasan Ringkas KITAB RIYADHUSH SHALIHIN"


65. Bab Mengingat Mati dan Memendekkan Angan-angan.


Allah 'Aza wa Jalla berfirman:


"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan kedalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan."
(QS. Ali-Imran: 185).


Dalam ayat ini diterangkan janji bagi orang-orang yang membenarkan (Allah dan Rasul-Nya) dan bertakwa, serta ancaman bagi orang-orang yang mendustakan (Allah dan Rasul-Nya) dan orang-orang yang durhaka. Juga bahwa orang yang beruntung ialah orang yang diselamatkan dari neraka dan dimasukkan kedalam surga, dan orang yang tertipu dengan dunia maka ia adalah orang yang terpedaya dan merugi.


Allah 'Aza wa Jalla berfirman:


"Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati."
(QS. Luqman: 34).


Qatadah berkata, "Ada beberapa perkara yang Allah (berhak) memonopolinya, sehingga malaikat yang terdekat (kepada Allah) maupun nabi yang diutus tidak dapat mengetahuinya. 'Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari Kiamat,' sehingga tidak satu pun manusia mengetahui kapan terjadinya hari kiamat, pada tahun berapa atau pada bulan apa. 'Dan Dia-lah yang menurunkan hujan,' sehingga tidak seorang pun mengetahui kapan hujan akan turun; apakah malam atau siang.


'Dan mengetahui apa yang ada dalam rahim,' laki-laki atau perempuan, merah atau hitam, serta siapakah ia. 'Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok,' baik ataukah buruk. Dan kamu, wahai anak Adam, tidak mengetahui kapan kamu akan mati. Bisa jadi esok kamu mati, dan bisa jadi pula esok kamu tertimpa bencana. 'Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati,' yakni tidak satu pun manusia mengetahui di bumi bagian manakah tempat kematiannya; di laut, di daratan, di tanah datar, ataukah di gunung'."


Ath-Thabrani meriwayatkan dari Usamah bin Zaid ia berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:


"Tidaklah Allah menjadikan kematian seorang hamba di bumi, melainkan Allah menjadikan juga untuknya kebutuhan terhadap bumi."


A'sya Hamdan berkata:


Tidaklah ia berbekal dari apa-apa yang ia kumpulkan
Selain balsam, sebidang tanah dan secarik kain
Tanpa wewangian batang kayu yang membuatnya beruban
Katakan itu kepada yang menambah bekal orang yang dilepaskan
jangan putus asa atas sesuatu karena setiap pemuda itu
Dapat berjalan cepat menuju harapannya.
Setiap yang menyangka bahwa kematian tidak menimpa dirinya
Ia telah terkena penyakit dari penyakit-penyakit kebodohan
Di negeri manapun ditetapkan harapannya
Ia akan mengejarnya secara sukarela penuh nafsu.


Allah 'Aza wa Jalla berfirman:


"Maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya."
(QS. Al-A'raf: 34).


Maksudnya adalah, jika telah tiba ajal mereka, mereka tidak dapat mengundurkannya maupun memajukannya.


Allah 'Aza wa Jalla berfirman:


"Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi. Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata, 'Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang salih?' Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan."
(QS. Al-Munafiqun: 9-11).


Ayat-ayat tersebut menerangkan tentang larangan menyibukkan diri dengan harta dan anak hingga lalai dari menaati Allah 'Aza wa Jalla. Juga tentang perintah berinfaq sebelum datang kematian, serta anjuran untuk bersegera melaksanakan amal salih dan bertaubat sebelum ajal tiba.


Alllah 'Aza wa Jalla berfirman, "(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, 'Ya Rabbku, kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang salih terhadap yang telah aku tinggalkan.' Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan. Apabila sangkakala ditiup maka tidaklah ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu, dan tidak ada pula mereka saling bertanya. Barangsiapa yang berat timbangan (kebaikannya)nya, maka mereka itulah orang-orang yang dapat keberuntungan. Dan barangsiapa yang ringan timbangannya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahannam. Muka mereka dibakar api neraka, dan mereka di dalam neraka itu dalam keadaan cacat. Bukankah ayat-ayat-Ku telah dibacakan kepadamu sekalian, tetapi kamu selalu mendustakannya? Mereka berkata, 'Ya Rabb kami, kami telah dikuasai oleh kejahatan kami, dan adalah kami orang-orang yang sesat. Ya Rabb-kami, keluarkanlah kami darinya (dan kembalikanlah kami ke dunia), maka jika kami kembali (juga kepada kekafiran), sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim'."


Allah 'Aza wa Jalla berfirman, "Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kamu berbicara dengan Aku. Sesungguhnya, ada segolongan dari hamba-hamba-Ku berdoa'a (di dunia), 'Ya Rabb kami, kami telah beriman, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkau adalah pemberi rahmat yang paling baik! Lalu kamu menjadikan mereka buah ejekan, sehingga (kesibukan) kamu mengejek mereka, menjadikan kamu lupa mengingat Aku, dan adalah kamu selalu menertawakan mereka. Sesungguhnya Aku memberi balasan kepada mereka di hari ini, karena kesabaran mereka; Sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang menang." Allah bertanya, "Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?" Mereka menjawab, "Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung." Allah berfirman, "Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui." Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?"
(QS. Al-Mukminun: 99-115).


Firman Allah 'Aza wa Jalla: '(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, "Ya Rabbku kembalikanlah aku (ke dunia),' maksudnya adalah kembalikanlah aku kedunia. 'Agar aku berbuat amal yang salih terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak,' penolakan terhadap permintaan kembali (ke dunia) dan menunjukkan kemustahilannya. 'Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja,' itu pasti, dan sekiranya mereka dikembalikan ke dunia, tentulah mereka kembali kepada apa yang mereka telah dilarang mengerjakannya.


'Ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan. Apabila sangkakala ditiup', Ia adalah masa yang di dalamnya Israfil meniupkan sangkakala kebangkitan. 'Maka tidaklah ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu,' maksudnya tidaklah bermanfaat. 'Dan tidak ada pula mereka saling bertanya,' maksudnya seorang kerabat tidak akan menanyai (meminta) kerabatnya, bahkan ia senang menghapuskan hak dirinya walaupun atas anaknya sendiri.


'Barangsiapa yang berat timbangan (kebaikan)nya,' maksudnya ialah timbangan amalan-amalan (kebaikannya). 'Maka mereka itulah orang-orang yang dapat keberuntungan,' yaitu orang-orang beruntung yang mendapatkan keselamatan dan derajat. 'Dan Barangsiapa yang ringan timbangannya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahannam. Muka mereka dibakar api neraka, dan mereka di dalam neraka itu dalam keadaan cacat,' yakni bermuka masam, dan mereka adalah orang-orang kafir. 'Bukanlah ayat-ayat-Ku telah dibacakan kepadamu sekalian, tetapi kamu selalu mendustakannya?' Adapun orang-orang Islam yang ringan timbangan amalan-amalan kebaikannya, ia berada di bawah kehendak Allah. Jika menghendaki, Dia akan mengampuninya atau mengazabnya sesuai dengan dosa-dosanya. Namun, tempat kembalinya sesudah itu ialah di surga.


'Mereka berkata,' yaitu orang-orang kafir. 'Ya Rabb kami, kami telah dikuasai oleh kejahatan kami, dan adalah kami orang-orang yang sesat. Ya Rabb kami, keluarkanlah kami daripadanya (dan kembalikanlah kami ke dunia), maka jika kami kembali (juga kepada kekafiran), sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim. Allah berfirman, 'Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kamu berbicara dengan-Ku. Sesungguhnya, ada segolongan dari hamba-hamba-Ku berdo'a (di dunia), 'Ya Rabb kami, kami telah beriman, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkau adalah pemberi rahmat yang paling baik. Lalu kamu menjadikan mereka buah ejekan, sehingga (kesibukannya) kamu mengejek mereka, menjadikan kamu lupa mengingat Aku, dan adalah kamu selalu mentertawakan mereka. Sesungguhnya Aku memberi balasan kepada mereka di hari ini, karena kesabaran mereka; Sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang menang.' Allah bertanya, 'Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?' Mereka menjawab, 'Kami tinggal (di bumi) sehari."


Mereka lupa berapa lama mereka tinggal di dunia karena dahsyatnya azab yang ada di hadapan mereka. Ada juga yang berpendapat, bahwa maksudnya adalah pertanyaan tentang masa lamanya mereka tinggal di dalam kubur karena mereka mengingkari hari kebangkitan. Sehingga tatkala mereka bangkit dari kubur, ditanyakanlah kepada mereka, 'Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?' Mereka menjawab, 'Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung.' Yaitu mereka adalah malaikat.


"Allah berfirman, 'Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja'," maksudnya kamu tidak tinggal di dalamnya kecuali dalam masa yang hanya sebentar. 'Kalau kamu sesungguhnya mengetahui,' yakni ketika kami lebih mengutamakan yang fana atas sesuatu yang kekal. 'Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja),' yakni secara main-main dan sia-sia. 'Dan bahwa kamu tidak akan dikembailkan kepada kami,' yakni di akhirat untuk diberi balasan.


'Maka Maha Tinggi Allah, raja yang sebenarnya,' yakni Maha Suci Dia dari menciptakan sesuatu secara main-main tanpa hikmah. Karena Dia-lah Raja yang sebenarnya, dan Maha Suci dari semua itu. 'Tidak ada Ilah yang berhak diibadahi selain Dia, Rabb (yang mempunyai) 'Arsy yang mulia.'


Allah 'Aza wa Jalla berfirman:


"Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al-Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik."
(QS. Al-Hadid: 16).
Ayat-ayat yang berkaitan dengan bab ini sangat banyak dan telah diketahui.


'Belumkah datang waktunya,' belumkah tiba waktunya bagi orang-orang yang beriman. 'Untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka),' yakni menjadi lembut ketika berdzikir, mendengar nasihat, dan mendengar Al-Qur'an, sehingga ia memahaminya dan tunduk kepada-Nya.


Ibnu Abbas berkata, "Sesungguhnya Allah menganggap lambat orang-orang beriman sehingga Dia mencela mereka pada permulaan tiga belas dari turunnya Al-Qur'an."


Diriwayatkan dari Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bahwasanya beliau bersabda, "Sesungguhnya hal pertama yang diangkat dari manusia adalah kekhusyukan."


Ibnu Mas'ud berkata, "Sesungguhnya Bani Israil, tatkala berlalu masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras, mereka menciptakan sebuah kitab sendiri, yang telah disesatkan oleh hati mereka dan dianggap halal oleh lidah mereka. Dan kebenaran menghalangi antara mereka dan kebanyakan nafsu mereka. Sehingga mereka berkata, 'Kemarilah! Kita seru Bani Israil kepada kitab-kitab ini. Barangsiapa yang mengikuti kita dengan berpedoman kepada kitab ini, maka kita biarkan ia. Dan barangsiapa yang enggan mengikuti kita, maka kita bunuh ia.' Lantas mereka pun melakukan hal itu."


Diriwayatkan juga dari Ibnul Mubarrak, bahwa ketika ia masih kanak-kanak, ia pernah menggerak-gerakkan dahan kayu untuk memukul. Tiba-tiba ketika diucapkan ayat ini, Ibnul Mubarrak pun bertobat dan mematahkan dahan kayu itu. Dan datanglah kepadanya taufik serta kekhusyukkan.


'Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik', yakni mereka keluar dari ketaatan kepada Allah.


Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda:


"Sungguh kalian akan mengikuti tradisi (jalan) orang-orang sebelum kalian."


1/574.
Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam pernah memegang pundakku seraya bersabda, "Jadilah kamu di dunia ini seakan-akan orang asing atau seorang pengembara." Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma juga berkata, "Jika kamu berada di waktu sore, janganlah kamu menunggu datangnya waktu pagi, dan jika kamu berada di waktu pagi, janganlah menunggu datangnya waktu sore. Pergunakanlah waktu sehatmu sebelum sakitmu dan hidupmu sebelum matimu."
[HR. Al-Bukhari].
[Shahih: Al-Bukhari (6416); At-Tirmidzi (2334)].


Penjelasan hadits:


Di dunia, manusia adalah orang asing dan tempat tinggalnya yang hakiki ialah surga. Dari surgalah diturunkannya 'kedua orang tua (Adam dan Hawa)' kita yang pertama kali. Namun, kepada surga jua-lah tempat kembali kita, insya Allah, dengan karunia dan rahmat Allah.


Di dunia, manusia adalah pengembara dengan amalan-amalan salih dan meninggalkan amalan-amalan keburukan. Seorang pengembara tidak akan mengambil harta benda kecuali sebatas tuntutan kebutuhannya. Dunia adalah negeri persinggahan, sedang akhirat adalah negeri tempat tinggal yang kekal. Karena itu, carilah perbekalan dari tempat persinggahan kalian untuk menuju tempat tinggal kalian yang kekal. Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.
Pensyarah, Muhammad bin Allan rahimahullah berkata:


Jika kamu di sore hari maka awalilah dengan keberuntungan
Jangan kamu remehkan ia dengan menunggu waktu pagi
Bertobatlah dari dosa-dosamu, sebab berapa banyak manusia
Yang mati padahal di malam harinya dalam keadaan sehat


2/575.
Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma juga meriwayatkan bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Tidak ada hak bagi seorang muslim yang memiliki sesuatu yang bisa diwasiatkan untuk bermalam selama dua malam kecuali wasiatnya tersebut sudah ditulis di sisinya."
[Muttafaqun 'alaih, dan ini adalah lafal Al-Bukhari].
[Shahih: Al-Bukhari (2738); Muslim (1627)].


Sedangkan dalam riwayat Muslim, "Bermalam selama tiga malam." Lalu Ibnu Umar mengatakan, "Tidak berlalu dariku satu malam pun semenjak mendengar sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam tersebut, melainkan di sisiku sudah ada surat wasiatku."


Penjelasan hadits:


Hadits ini menerangkan tentang disunnahkannya memberikan wasiat dan menulisnya. Jika seseorang memiliki tanggungan utang atau amanah maka ia wajib menulisnya.
Hadits ini juga menerangkan bahwa tidak sepantasnya bagi seorang muslim lalai dari kematian dan bersiap menghadapinya.


3//576.
Dari Anas radhiyallahu 'anhu berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam membuat sebuah garis, lalu bersabda, "Ini (angan-angan) manusia dan ini adalah ajalnya. Tatkala ia seperti itu (dalam angan-angannya), tiba-tiba datanglah garis yang paling dekat (ajalnya)."
[HR. Al-Bukhari].
[Shahih: Al-Bukhari (6418); At-Tirmidzi (2335)].


4/577.
Dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu berkata, "Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam pernah membuat sebuah garis persegi empat dan membuat garis di tengah di persegi empat tersebut hingga sedikit keluar darinya. Juga membuat beberapa garis kecil pada sisi garis tengah dari tengah garis tersebut. Kemudian beliau Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Ini adalah manusia dan ini adalah ajalnya yang telah mengelilinginya dan garis yang sedikit keluar ini adalah angan-angannya. Sedangkan garis-garis kecil ini adalah rintangan-rintangan. Apabila ia luput dari (garis) ini, maka ia akan digigit (garis) ini. Dan apabila ia luput dari (garis) ini, ia akan digigit (garis yang ini)'."
[HR. Al-Bukhari].
[Shahih: Al-Bukhari (6417); At-Tirmidzi (2456)].


Penjelasan hadits:


1. Banyak penggambaran (ilustrasi). Dan, yang mendekati (kebenaran) ialah sebagai berikut: garis tengah ialah manusia; garis berbentuk persegi empat ialah ajal; garis kecil-kecil ialah rintangan-rintangan yang menghadang manusia; dan garis yang keluar dari persegi empat ialah angan-angannya.

2. Anjuran untuk memperpendek angan-angan dan mempersiapkan diri menghadapi ajal yang datangnya tiba-tiba.


5/578.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu meriwayatkan bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Segeralah beramal sebelum datangnya tujuh perkara; tidaklah kalian menunggu kecuali kefakiran yang membuat lupa, kekayaan yang membuat melampaui batas, penyakit yang merusak, masa tua yang menguruskan, kematian yang mendadak, atau Dajjal, seburuk-buruk perkara gaib yang dinanti-nanti, atau kiamat dan kiamat itu sangat membinasakan dan sangat pahit."
[HR. Tirmidzi dan ia berkata, "Hadits hasan"].
[Dha'if: At-Tirmidzi (2307); Didha'ifkan oleh Syaikh Al-Bani dalam kitab Adh-Dha'ifah (166), dan kitab Dha'if Al-Jami' (2314)].


Penjelasan hadits:


Dalam hadits ini terdapat perintah untuk bersegera melaksanakan amal salih sebelum menjumpai salah satu dari bencana-bencana yang bisa menjadikan manusia bingung dari menjalankan berbagai macam ibadah.


6/579.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu juga berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Perbanyaklah mengingat si pemutus segala kenikmatan." Yakni kematian.
[HR. Tirmidzi, dan ia berkata, "Hadits hasan"].
[Hasan: At-Tirmidzi (2307); Ibnu Majah (4258). Dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam kitab Al-Irwa' (682) dan kitab Shahih Al-Jami' (1210)].


Kosakata asing:


(Hadzimil ladzdzat dengan huruf dzal) artinya pemutusnya. Diriwayatkan juga ia dengan huruf dal (Hadimil ladzdzat) yang berarti mencabutnya dari akarnya.


Penjelasan hadits:


Dalam sebuah hadits marfu' dari Anas disebutkan, "Perbanyaklah mengingat pemutus segala kenikmatan. Sebab, tidaklah seseorang selalu mengingatnya di dalam kehidupannya yang sempit kecuali kehidupan itu akan diluaskan baginya, dan jika ia tidak mengingatnya dalam keadaan lapang maka akan disempitkan kelapangan itu baginya."


7/580.
Dari Ubay bin Ka'ab bahwa apabila dua pertiga malam telah berlalu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam pun bangun lalu bersabda, "Wahai segenap manusia, ingatlah Allah. Tiupan pertama datang dan diikuti oleh tiupan kedua. Kematian datang dengan apa yang ada padanya." Aku berkata, "Wahai Rasulullah, aku banyak bershalawat untukmu, maka seberapa banyak aku jadikan shalawatku untukmu?" Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam menjawab, "Sekehendakmu." Aku bertanya, "Seperempat?" Rasulullah menjawab, "Sekehendakmu, tapi jika kamu tambah lagi maka lebih baik bagimu." Aku bertanya, "Setengah?" Beliau menjawab, "Sekehendakmu, tapi jika kamu tambah lagi maka lebih baik bagimu." Aku bertanya, "Dua pertiga?" Beliau menjawab, "Sekehendakmu, tapi jika kamu tambah lagi maka lebih baik bagimu." Aku pun berkata, "Aku jadikan untukmu seluruh shalawatku". Beliau bersabda, "Jika demikian, dukamu akan dicukupkan dan dosamu diampuni."
[HR. Tirmidzi, dan ia berkata, "Hadits hasan."].
[Hasan: Ahmad (5/136); At-Tirmidzi (2459). Dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam kitab Shahih At-Tirmidzi (1999)].


Kosakata asing:


(Ar-Rajifah) ialah tiupan pertama.
(Ar-Radifah) ialah tiupan kedua.


Penjelasan hadits:


Allah 'Aza wa Jalla berfirman:


"Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing)."
(QS. Az-Zumar: 68).


Sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, 'Kematian datang dengan segala apa yang ada di dalamnya', maksudnya adalah segala bentuk ketakutan saat sakaratul maut dan saat di alam kubur.


Hadits ini menerangkan tentang bolehnya seseorang menyebut-nyebut amal salihnya untuk suatu tujuan seperti meminta fatwa dan yang semisal dengannya.



Wa Allahu Ta'ala a'lam.
Wassalamu'alaykum wa rahmatullah wa barakatuh.


Sumber:

Kitab 'RIYADHUSH SHALIHIN' - Imam An-Nawawi Rahimahullaahu Ta'ala.
Syarah: Syaikh Faishal Alu Mubarak.
Takrij: Syaikh Nasiruddin Al-Albani.
Alih bahasa: Tim Penterjemah UMMUL QURA.
Penerbit: Ummul Qura - Jkt.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar