AHLAN WA SAHLAN YA IKHWAH...
Sedikit kata untuk kita renungkan bersama...

Rabu, 13 September 2017

KITAB RIYADHUSH SHALIHIN, BAB AKHLAK YANG BAIK


Bismillaahir rahmaanir rahiim
Assalamu'alaykum wa rahmatullaahi wa barakaatuh.


"Innal hamdalillaah nahmaduhu wanasta'iinuhu wanastaghfiruhu wana'uzdubillaahi minsyururi anfusinaa waminsayyi aati 'amaalinaa mayyahdihillaahu falaa mudhillalah wamayyudlil falaa hadiyalah."


"Asyhadu alaa ilaha illallaah wa asyhadu anna muhammadan 'abduhu warasuuluh laa nabiy ya ba'da."


"Segala puji hanya milik Allah 'Aza wa Jalla, kita memuji-Nya, kita memohon pertolongan kepada-Nya, kita memohon ampun kepada-Nya, dan kita berlindung kepada-Nya dari kejelekan-kejelekan diri kita dan kejelekan amal perbuatan kita. Barangsiapa yang diberi hidayah oleh Allah 'Aza wa Jalla maka tidak ada seorangpun yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang disesatkan oleh Allah 'Aza wa Jalla maka tidak seorangpun yang dapat memberi hidayah kepadanya."


"Aku bersaksi bahwa tidak ada yang patut disembah dengan haq (benar) kecuali Allah 'Aza wa Jalla saja, dan tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya. Dan tidak ada Nabi setelahnya"


Qola Allaahu Ta'ala fii Kitabul Karim: "Yaa ayyuhal ladziina aamanu taqullaaha haqqo tuqootih walaa tamuutunna illaa wa antum muslimun."


Allah Ta'ala berfirman: "Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa kepada-Nya, dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan beragama Islam."
(QS. Ali Imran: 102).


Wa qola Allaahu Ta'ala: "Yaa ayyuhan naasuttaquu robbakumul ladzii kholaqokum min nafsi wa hidah wa kholaqo minhaa dzaujaha wa batstsa minhuma rijaalan katsiiran wanisaa a wattaqullaah alladzii tasaa aluunabihi wal arhaama innallaaha kaana 'alaikum roqiibaa."


Dan AllahTa'ala berfirman: "Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Robb kalian yang telah menciptakan kalian dari diri yang satu, daripadanya Allah menciptakan istrinya dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan nama-Nya) kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kalian."
(QS. An Nisaa: 1).


Wa qola Allaahu Ta'ala: "Yaa ayyuhal ladziina aamanut taqullaah waquuluu qaulan sadiida yushlih lakum a'maalakum wa yaghfir lakum dzunuubakum wamayyuti 'illaah wa rasullahuu waqod faaza fauzan 'adzhiima."


Dan Allah Ta'ala berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kalian kepada Allah dan katakanlah dengan perkataan yang benar, niscaya Allah akan memperbaiki bagi kalian amal-amal kalian dan mengampuni bagi kalian dosa-dosa kalian. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar."
(QS. Al Ahzab: 70-71).


Amma ba'du, "Fa inna ashdaqol hadiitsi kitaabullaah wa khairal hadi hadi muhammadin shallallaahu 'alaihi wasallam wasyarril umuuri muhdatsaa tuhaa wakulla muhdatsa tin bid'ah wakulla bid'atin dholaalah wakulla dholaalatin fiinnar."


Amma ba'du: "Sesungguhnya sebenar-benar perkataan adalah Kitabullah, dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam, dan sejelek-jelek perkara adalah yang diada-adakan, dan setiap yang diada-adakan adalah bid'ah, dan setiap bid'ah adalah sesat, dan setiap kesesatan ada di neraka."


"Pembahasan Ringkas KITAB RIYADHUSH SHALIHIN"


73. Bab Akhlak yang Baik.


Allah 'Azza wa Jalla berfirman:


"Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung."
(QS.Al-Qalam: 4)


Akhlak yang baik ialah menunjukkan wajah yang berseri-seri, berbuat kebaikan, dan tidak menyakiti orang lain.


Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:


"Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak-akhlak yang mulia."


Allah 'Azza wa Jalla berfirman:


"Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan."
(QS.Ali-Imran: 134)


Yakni, jika kemarahan mereka telah memuncak, maka mereka menahannya dan memaafkan orang-orang yang telah berbuat buruk kepada mereka.


Ats-Tsaury berkata, "Ihsan adalah kamu berbuat baik kepada siapa saja yang berbuat buruk kepadamu."


Dalam sebuah hadits diriwayatkan dari Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam:


"Ada tiga hal yang aku bersumpah (akan kebenarannya): sedekah tidak akan mengurangi harta, Allah tidak menambahkan kepada seorang hamba karena sikap pemaafnya kecuali kemuliaan, dan tidaklah seseorang bersikap tawadhu' karena Allah, kecuali Allah akan meninggikan (derajat) nya."


1/621.
Dari Anas radhiyallahu 'anhu berkata, "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam adalah orang yang paling baik akhlaknya."
(Muttafaqun 'alaih)
[Shahih: Al-Bukhari (6203) dan Muslim (215)].


Penjelasan:


Akhlak yang baik merupakan tabiat yang telah Allah ciptakan pada diri Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam dan diperoleh dari Al-Qur'an. Karena itulah beliau bersabda:


"Rabbku telah mendidikku dan memperbagus didikan-Nya terhadapku."


2/622.
Dari Anas radhiyallahu 'anhu meriwayatkan, "Saya tidak pernah menyentuh dibaj (jenis kain sutra unggul) atau harir (jenis sutra lain) yang lebih lembut dari telapak tangan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam,dan saya tidak pernah mencium suatu bau pun yang lebih harum daripada bau keringat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. Sungguh, saya pernah menjadi pelayan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam selama sepuluh tahun, dan sekalipun beliau belum pernah mengatakan kepadaku, 'ah', dan tidak pernah mengomentari sesuatu yang saya lakukan, 'Kenapa kau melakukannya?' dan tidak pula mengomentari sesuatu yang tidak saya lakukan, 'Kenapa kau tidak melakukannya?'."
(Muttafaqun 'alaih)
[Shahih: Al-Bukhari (3561); Muslim (2330)].


Penjelasan:


'Lebih lembut dari telapak tangan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam,' disebutkan dalam hadits lain bahwa kusut telapak tangan dan kedua telapak kakinya. Maka ada yang mengatakan bahwa kelembutan itu berdasarkan akhlak dasar dan kekasaran yang memunculkan amalan.

Hadits ini menunjukkan tentang kesempurnaan akhlak Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam dan keberserahan diri beliau terhadap taqdir.


3/623.
Dari Ash-Sha'bi bin Jatstsamah meriwayatkan, ia berkata, "Saya pernah memberi hadiah kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam seekor keledai liar. Namun beliau mengembalikan hadiah itu kepadaku. Tatkala beliau melihat raut wajahku, beliau bersabda, 'Aku tidak bermaksud menolak hadiah darimu, hanya saja aku sedang berihram'."
(Muttafaqun 'alaih)
[Shahih: Al-Bukhari (2573); Muslim (1193)].


Penjelasan:


Hadits ini menerangkan bahwa sebuah hukum itu didasarkan dengan adanya suatu indikasi (tanda). Hal ini berdasarkan sabda beliau Shallallahu 'alaihi wasallam, 'Tatkala beliau melihat raut wajahku.'

Hadits ini juga menjelaskan bolehnya mengembalikan hadiah karena suatu alasan. Dan mengemukakan alasan pengembaliannya dapat menjadikan hati orang yang memberi hadiah tidak kecewa.


4/624.
Dari An-Nawas bin Sam'an radhiyallahu 'anhu berkata, "Saya pernah bertanya kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam mengenai kebaikan dan dosa. Maka beliau Shallallahu 'alaihi wasallam menjawab, 'Kebaikan ialah akhlak yang baik sedangkan dosa ialah apa yang meragukan didalam dadamu dan kamu tidak suka jika orang lain mengetahuinya'."
(HR.Muslim)
[Shahih: Muslim (2553); At-Tirmidzi (2390)].


Kosakata asing dalam hadits ini:


'Al-Birr' ialah 'Ketaatan'.
'Al-Itsm' ialah 'Kemaksiatan'.


Penjelasan:


Dengan akhlak yang baik, seseorang mampu mengerjakan segala perbuatan yang baik dan meninggalkan segala perbuatan yang buruk. Sedangkan dosa itu dapat membuat pelakunya tercela. Tabiat jiwa itu menyukai pujian dan membenci celaan.


5/625.
Dari Abdullah bin Amru bin Al-Ash radhiyallahu 'anhum meriwayatkan, ia berkata, "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah melakukan kekejian dan tidak pula pura-pura berbuat keji. Beliau bersabda, 'Sebaik-baik orang di antara kalian adalah orang yang paling baik akhlaknya'."
(Muttafaqun 'alaih)
[Shahih: Al-Bukhari (6035); Muslim (2321); Ahmad (2/161); At-Tirmidzi (1976)].


Kosakata asing:


'Al-Fasy' ialah kekejian yang sudah sangat berat, baik berupa perkataan maupun perbuatan.

'Tafahhasya' artinya pura-pura berbuat kekejian, yakni (sebenarnya) tidak ada kekejian dalam perkataan maupun perbuatannya.


Penjelasan:


Sabda beliau, 'Sebaik-baik orang diantara kalian adalah orang yang paling baik akhlaknya,' dikarenakan akhlak yang baik akan mendorong seseorang untuk mengerjakan segala kebaikan dan meninggalkan segala keburukan.


6/626.
Dari Abu Darda' meriwayatkan bahwasanya Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan seorang Mukmin pada hari kiamat kelak dari akhlak yang baik. Dan Allah membenci orang yang melakukan kekejian lagi suka berkata keji dan kotor."
(HR.Tirmidzi, dan ia berkata, "Hadits Hasan Shahih.")
[Shahih: At-Tirmidzi (2003). Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Kitab Shahih At-Tirmidzi (1628)].


Kosakata asing dalam hadits ini:


'Al-Badziyyu' artinya orang yang suka berkata keji dan kotor.


Penjelasan:


1. Keutamaan akhlak yang baik, karena ia akan mewariskan kepada pelakunya rasa cinta kepada Allah 'Azza wa Jalla dan kepada hamba-hamba-Nya.

2. Buruknya perbuatan keji dan kata-kata kotor, karena ia akan mewariskan rasa benci kepada Allah dan hamba-hamba-Nya.


7/627.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu ia berkata, "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam pernah ditanya mengenai sesuatu yang paling banyak memasukkan manusia kedalam surga. Maka beliau menjawab, 'Takwa kepada Allah dan akhlak yang baik.' Beliau juga ditanya mengenai sesuatu yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam neraka. Maka beliau menjawab, 'Mulutmu dan kemaluanmu'."
(HR.Tirmidzi, dan ia berkata, "Hadits Hasan Shahih.")
[Hasan: Ahmad (2/291); At-Tirmidzi (2004); Ibnu Majah (4246). Dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam kitab Ash-Shahihah (977)].


Penjelasan:


Ketakwaan dapat memperbaiki hubungan antara seorang hamba dan Rabbnya, sedangkan akhlak yang baik dapat memperbaiki hubungan antara seorang hamba dan orang lain.


8/628.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata, "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Orang Mukmin yang paling sempurna imannya ialah orang yang paling baik akhlaknya dan sebaik-baik orang di antara kalian ialah yang paling baik terhadap istri-istrinya'."
(HR.At-Tirmidzi, dan ia berkata, "Hadits Hasan Shahih.")
[Shahih: Ahmad (2/450); At-Tirmidzi (1162). Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Kitab Ash-Shahihah (284), dan Kitab Shahih Al-Jami' (1233)].


Penjelasan:


Ketika seorang hamba memiliki akhlak yang paling baik maka ia adalah orang yang paling sempurna keimanannya.

Mengenai sabda beliau Shallallahu 'alaihi wasallam, 'Dan sebaik-sebaik orang di antara kalian ialah yang paling baik terhadap istri-istrinya,' yaitu dengan bermuka manis dan berwajah yang berseri-seri, menyingkirkan gangguan darinya, bersikap dermawan terhadapnya, dan bersabar untuk tidak menyakitinya.

Dalam riwayat lain disebutkan:

"Sesungguhnya termasuk orang yang paling sempurna keimanannya ialah orang yang paling baik akhlaknya, dan paling lemah lembut terhadap keluarganya."


9/629.
Dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha berkata, "Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Sesungguhnya seorang Mukmin dengan akhlak baiknya dapat menyamai derajat orang yang selalu berpuasa dan mengerjakan shalat malam'."
(HR.Abu Dawud)
[Shahih: Abu Dawud (4798). Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Kitab Ash-Shahihah (1932)].


Penjelasan:


1. Keutamaan akhlak yang baik dan bahwa ia dapat menyampaikan pemiliknya kepada derajat yang paling tinggi.

2. Anjuran untuk berwajah berseri-seri, bersikap dermawan, dan menyingkirkan gangguan.


10/630.
Dari Abu Umamah Al-Bahily radhiyallahu 'anhu berkata, "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Aku akan menjamin rumah di sekitar surga bagi orang yang meninggalkan perdebatan meski ia benar. Aku juga menjamin rumah di tengah-tengah surga bagi orang yang meninggalkan kedustaan meski ia bersenda gurau. Dan aku juga menjamin rumah disurga yang paling tinggi bagi orang yang akhlaknya baik'."
(Hadits shahih, diriwayatkan oleh Abu Dawud dengan sanad shahih)
[Hasan: Abu Dawud (2019). Dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Kitab Ash-Shahihah (273)].


Penjelasan dan intisari hadits:


1. Anjuran untuk meninggalkan perdebatan. Di dalam sebuah atsar disebutkan, "Jika Allah menghendaki kebaikan pada seorang hamba maka Dia akan membukakan baginya pintu ilmu dan menutupkan pintu perdebatan untuknya. Sedangkan jika Dia menghendaki keburukan pada seorang hamba maka Dia akan membukakan baginya pintu perdebatan dan menutupkan pintu ilmu untuknya."

2. Motivasi untuk berakhlak yang baik dan meninggalkan kedustaan.


11/631.
Dari Jabir meriwayatkan bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Sesungguhnya di antara orang yang paling aku cintai dan yang tempat duduknya paling dekat denganku pada hari kiamat ialah orang yang paling baik akhlaknya di antara kalian. Dan sesungguhnya orang yang aku benci dan paling jauh tempat duduknya dariku pada hari kiamat ialah ats-tsartsarun, al-mutasyaddiqun, dan al-mutafayhiqun." Para shahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, kami sudah tahu siapa ats-tsartsarun, al-mutasyaddiqun itu. Tapi siapakah al-mutafayhiqun itu?" Nabi menjawab, "Yaitu orang-orang yang sombong."
(HR.At-Tirmidzi, dan ia berkata, "Hadits Hasan.")
[Hasan: At-Tirmidzi (2019). Dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Kitab Ash-Shahihah (791)].


Kosakata asing dalam hadits ini:


'Ats-Tsartsar' adalah orang yang banyak bicara dan dibuat-dibuat.

'Al-Mutasyaddiq' adalah orang yang angkuh kepada orang lain dengan ucapannya, serta berbicara dengan memfasih-fasihkan dan mempersulit pembicaraan.

'Al-Mutafayhiq' asal katanya dari al-fahqu yang berarti berisi penuh; yakni orang yang memenuhi mulutnya dengan pembicaraan dan berpanjang lebar dalam pembicaraan, serta berbicara tidak jelas karena sombong dan ingin meninggikan diri dengan tujuan memperlihatkan keunggulan dirinya kepada orang lain.


Penjelasan:


At-Tirmidzi meriwayatkan dari Abdullah bin Al-Mubarrak rahimahullah dalam menafsirkan akhlak yang baik, ia berkata, "Ia adalah wajah yang berseri-seri, melakukan perbuatan baik, dan menyingkirkan gangguan."

Al-Hafizh berkata, "Akhlak yang baik ialah memilih hal-hal yang utama serta meninggalkan hal-hal yang hina." Kumpulan akhlak yang baik telah terhimpun dalam firman Allah 'Azza wa Jalla:


"Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh."
(QS.Al-A'raf: 199).


Sumber:

Kitab 'RIYADHUSH SHALIHIN' - Imam An-Nawawi.
Syarah: Syaikh Faishal Alu Mubarak.
Takrij: Syaikh Nasiruddin Al-Albani.
Alih bahasa: Tim Penterjemah UMMUL QURA.
Penerbit: Ummul Qura - Jkt.