AHLAN WA SAHLAN YA IKHWAH...
Sedikit kata untuk kita renungkan bersama...

Rabu, 25 Januari 2017

Ringkasan Kitab Riyadhush Shalihin, Bab Takwa


Bismillaahir rahmaanir rahiim
Assalamu'alaykum wa rahmatullaah wa barakaatuh.


"Innal hamdalillaah nahmaduhu wanasta'iinuhu wanastaghfiruhu wana'uzdubillaahi minsyururi anfusinaa waminsayyi aati 'amaalinaa mayyahdihillaahu falaa mudhillalah wamayyudlil falaa hadiyalah."


"Asyhadu alaa ilaha illallaah wa asyhadu anna muhammadan 'abduhu warasuuluh laa nabiy ya ba'da."


"Segala puji hanya milik Allah 'Aza wa Jalla, kita memuji-Nya, kita memohon pertolongan kepada-Nya, kita memohon ampun kepada-Nya, dan kita berlindung kepada-Nya dari kejelekan-kejelekan diri kita dan kejelekan amal perbuatan kita. Barangsiapa yang diberi hidayah oleh Allah 'Aza wa Jalla maka tidak ada seorangpun yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang disesatkan oleh Allah 'Aza wa Jalla maka tidak seorangpun yang dapat memberi hidayah kepadanya."


"Aku bersaksi bahwa tidak ada yang patut disembah dengan haq (benar) kecuali Allah 'Aza wa Jalla saja, dan tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya. Dan tidak ada Nabi setelahnya"


Qola Allaahu Ta'ala fii Kitabul Karim: "Yaa ayyuhal ladziina aamanu taqullaaha haqqo tuqootih walaa tamuutunna illaa wa antum muslimun."


Allah Ta'ala berfirman: "Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa kepada-Nya, dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan beragama Islam."
(QS. Ali Imran: 102).


Wa qola Allaahu Ta'ala: "Yaa ayyuhan naasuttaquu robbakumul ladzii kholaqokum min nafsi wa hidah wa kholaqo minhaa dzaujaha wa batstsa minhuma rijaalan katsiiran wanisaa a wattaqullaah alladzii tasaa aluunabihi wal arhaama innallaaha kaana 'alaikum roqiibaa."


Dan AllahTa'ala berfirman: "Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Robb kalian yang telah menciptakan kalian dari diri yang satu, daripadanya Allah menciptakan istrinya dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan nama-Nya) kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kalian."
(QS. An Nisaa: 1).


Wa qola Allaahu Ta'ala: "Yaa ayyuhal ladziina aamanut taqullaah waquuluu qaulan sadiida yushlih lakum a'maalakum wa yaghfir lakum dzunuubakum wamayyuti 'illaah wa rasullahuu waqod faaza fauzan 'adzhiima."


Dan Allah Ta'ala berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kalian kepada Allah dan katakanlah dengan perkataan yang benar, niscaya Allah akan memperbaiki bagi kalian amal-amal kalian dan mengampuni bagi kalian dosa-dosa kalian. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar."
(QS. Al Ahzab: 70-71).


Amma ba'du, "Fa inna ashdaqol hadiitsi kitaabullaah wa khairal hadi hadi muhammadin shallallaahu 'alaihi wasallam wasyarril umuuri muhdatsaa tuhaa wakulla muhdatsa tin bid'ah wakulla bid'atin dholaalah wakulla dholaalatin fiinnar."


Amma ba'du: "Sesungguhnya sebenar-benar perkataan adalah Kitabullah, dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam, dan sejelek-jelek perkara adalah yang diada-adakan, dan setiap yang diada-adakan adalah bid'ah, dan setiap bid'ah adalah sesat, dan setiap kesesatan ada di neraka."


"Pembahasan Ringkas KITAB RIYADHUSH SHALIHIN"


6. Bab Takwa.


Allah 'Aza wa Jalla berfirman:


"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa."
(QS. Ali-Imran: 102).


"Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu."
(QS. At-Taghabun: 16).
Ayat ini sebagai penjelas untuk ayat di atas.


Takwa ialah melaksanakan perintah-perintah Allah 'Aza wa Jalla dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya semaksimal kemampuannya. Arti takwa secara bahasa ialah menjadikan perlindungan yang melindungimu dari hal-hal yang engkau takuti dan waspadai.


Allah 'Aza wa Jalla berfirman:


"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar, niscaya Allah akan memperbaiki amal-amalmu dan mengampuni dosa-dosamu."
(QS. Al-Ahzab: 70-71).


Ayat-ayat mengenai perintah takwa sangat banyak dan terkenal.


Ibnu Katsir berkata, "Firman Allah 'Aza wa Jalla ini memerintahkan para hamba-Nya yang beriman untuk bertakwa dan beribadah kepada-Nya sebagaimana ibadahnya seseorang yang seakan-akan melihat-Nya serta berkata dengan perkataan yang benar, maksudnya perkataan yang lurus, tidak bengkok dan tidak berubah. Allah juga menjanjikan kepada mereka, apabila melakukan hal ini, maka Allah akan memberi pahala kepada mereka dengan memperbaiki amal-amal mereka. Maksudnya, Allah memberi pertolongan kepada mereka untuk melakukan amal kebajikan, mengampuni dosa-dosa mereka yang telah lalu dan dosa yang akan datang. Allah memberi ilham kepada mereka untuk bertaubat dari dosa-dosa tersebut."


Selanjutnya, Allah 'Aza wa Jalla berfirman:


"Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh, dia menang dengan kemenangan yang agung."
(QS. Al-Ahzab: 71).


"Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya."
(QS. Ath-Thalaq: 2-3).


Ibnu Katsir berkata, "Maksudnya, barang siapa bertakwa kepada Allah dalam hal-hal yang diperintahkan oleh Allah dan meninggalkan hal-hal yang diharamkan oleh Allah, maka Allah akan membukakan kepadanya jalan keluar dari permasalahannya dan memberikan rezeki kepadanya dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Maksudnya, dari arah yang tidak pernah terlintas dalam pikirannya."


Di dalam kitab Al-Musnad disebutkan bahwa Ibnu Abbas berkata, "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda, 'Barang siapa memperbanyak istighfar, maka Allah memberikan kepadanya kemudahan dari setiap kesedihannya dan memberikan kepadanya jalan keluar dari setiap kesempitannya serta memberinya rezeki yang tidak disangka-sangkanya'."


"Jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan furqon (kemampuan membedakan antara yang hak dan yang bathil) kepadamu dan menghapus segala kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosa)mu. Allah memiliki karunia yang besar."
(QS. Al-Anfal: 29).


Ibnu Ishaq berkata, "(Furqanan) artinya pembeda antara yang hak dan batil."


Ibnu Katsir berkata, "Sesungguhnya orang yang bertakwa dengan melakukan perintah-perintah-Nya 'Aza wa Jalla dan meninggalkan larangan-larangan-Nya, niscaya ia diberi taufik untuk mengetahui hal yang benar dan yang salah. Hal ini menjadi penyebab ia mendapat pertolongan, keselamatan, jalan keluar dari persoalan-persoalan dunia, kebahagian diakhirat, terhapusnya dosa-dosa; yaitu dilebur, diampuni, dan ditutupinya dosa-dosa dari orang lain dan (takwa) menjadi penyebab meraih pahala yang agung."


Adapun hadits-hadits tentang ke-Takwaan diantaranya:


1/69.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata, "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam ditanya, 'Ya Rasulullah, siapakah orang paling mulia?' Beliau menjawab, 'Orang yang paling bertakwa di antara mereka.' Lalu para shahabat berkata, 'Bukan ini yang kami maksudkan.' Beliau bersabda, 'Kalau demikian Nabi Yusuf. Dia adalah Nabi Allah 'Aza wa Jalla, putera Nabi Allah, putera Nabi Allah, putera Khalilullah.' Para shahabat berkata lagi, 'Bukan ini yang kami maksudkan.' Beliau menjawab pula, 'Jadi yang kalian tanyakan tentang pembesar-pembesar bangsa Arab? Orang-orang pilihan di antara mereka pada zaman Jahiliyah itu pula lah yang merupakan orang-orang pilihan pada zaman Islam jika mereka mengerti hukum-hukum syara'."
[Muttafaqun 'alaih].
[Shahih: Al-Bukhari (3353, 3374, 3383); Muslim (1526)].


Kosakata asing dalam hadits ini:


(Faquhu) artinya mengetahui hukum-hukum syara'.


Penjelasan hadits:


Sesungguhnya orang yang mempunyai kehormatan dan kemuliaan akhlak pada masa jahiliyah ialah orang-orang yang mempunyai kehormatan dan kemuliaan akhlak pada masa Islam ketika mereka mengetahui hukum-hukum syar'i.


2/70.
Dari Abu Said al-Khudri radhiyallahu 'anhu dari Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Sesungguhnya dunia ini manis dan hijau, dan sesungguhnya Allah menjadikan kalian semua sebagai khalifah di dunia ini. Maka Dia akan melihat apa yang kalian lakukan. Oleh karenanya, takutlah (fitnah) harta dunia dan takutlah (fitnah) kaum wanita. Sungguh, fitnah yang pertama (yang membinasakan) kalangan kaum Bani Israil adalah dalam persoalan kaum wanita."
[HR. Muslim].
[Shahih: Muslim (2742)].


Penjelasan hadits:


Di dalam hadits ini terdapat peringatan untuk tidak tertipu oleh gemerlapnya dunia dan tergiur dengan perempuan, karena kedua hal ini merupakan fitnah bagi setiap orang yang terkena fitnah.


3/71.
Dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu meriwayatkan bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Ya Allah, sesungguhnya saya memohon kepada-Mu petunjuk, ketakwaan, menjaga diri, dan kekayaan."
[HR. Muslim].
[Shahih: Muslim (2721)].


Kosakata asing dalam hadits ini:


(Al-Huda) artinya petunjuk.
(At-tuqa) artinya melaksanakan perintah-perintah dan menjauhi larangan-larangan.
(Al-'Afaf) artinya menyucikan diri dari hal-hal yang tidak diperbolehkan dan tidak layak dengan harga diri.
(Al-ghina) artinya kaya hati dan tidak merasa butuh terhadap apa yang ada di tangan orang lain.


Penjelasan hadits:


Di dalam hadits ini menunjukkan kemuliaan beberapa hal dan perlindungan kepada Allah 'Aza wa Jalla dalam semua kondisi.


4/72.
Dari Abu Tharif 'Adi bin Hatim Atta'i radhiyallahu 'anhu, berkata, "Saya mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Barang siapa bersumpah atas suatu sumpah, kemudian ia memandang ada hal lain yang lebih bernilai takwa terhadap Allah daripada sumpah yang dilakukannya tadi, maka hendaklah ia melakukan ketakwaan itu'."
[HR. Muslim].
[Shahih: Muslim (1651)].


Penjelasan hadits:


Maksudnya, sesungguhnya orang yang telah bersumpah melakukan sesuatu atau meninggalkan sesuatu, lalu ia memandang ada hal lain yang lebih baik dari pada melaksanakan sumpahnya, termasuk bentuk ketakwaan kepada Allah 'Aza wa Jalla, maka hendaknya ia melakukan hal tersebut dan membayar kaffarat atas sumpahnya.


5/73.
Dari Abu Umamah, Shuday bin 'Ajlan al-Bahii radhiyallahu 'anhu berkata, "Saya mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam berkhotbah dalam haji wada', kemudian beliau bersabda, 'Bertakwalah kepada Allah, lakukanlah shalat lima waktumu, berpuasalah dalam bulanmu, tunaikanlah zakat harta-hartamu dan taatilah pemimpin-pemimpinmu, maka kalian akan dapat memasuki surga Rabbmu'."
[HR. At-Tirmidzi dalam Kitab Shalat, ia berkata, "Hadits ini hasan shahih."].
[Shahih: Ahmad (5/251); At-Tirmidzi (616) Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam kitab Ash-Shahih (865)].


Penjelasan hadits:


Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam memulai (khotbahnya) dengan takwa karena takwa merupakan dasar, karena takwa meliputi perkara untuk melakukan semua perintah dan meninggalkan semua larangan. Meng-athaf-kan hal-hal yang disebut sesudahnya kepada takwa merupakan athaf'am 'alal khas (menghubungkan sesuatu yang lebih umum kepada yang lebih khusus).
Wa Allahu Ta'ala a'lam.


Sumber:

Kitab 'RIYADHUSH SHALIHIN' - Imam An-Nawawi Rahimahullaahu Ta'ala.
Syarah: Syaikh Faishal Alu Mubarak.
Takrij: Syaikh Nasiruddin Al-Albani.
Alih bahasa: Tim Penterjemah UMMUL QURA.
Penerbit: Ummul Qura - Jkt.

2 komentar:

  1. Tulisannya dapat menjadi tambahan untuk materi khutbah jumat tentang takwa. Semoga tulisannya menjadi amal sholeh buat penulis dan semua yang membantu menyebarkan.

    BalasHapus