AHLAN WA SAHLAN YA IKHWAH...
Sedikit kata untuk kita renungkan bersama...

Kamis, 29 Desember 2016

Ringkasan Kitab Riyadhush Shalihin, Bab Mansturat dan Mulah.


Bismillaahir rahmaanir rahiim
Assalamu'alaykum wa rahmatullaah wa barakaatuh.


"Innal hamdalillaah nahmaduhu wanasta'iinuhu wanastaghfiruhu wana'uzdubillaahi minsyururi anfusinaa waminsayyi aati 'amaalinaa mayyahdihillaahu falaa mudhillalah wamayyudlil falaa hadiyalah."


"Asyhadu alaa ilaha illallaah wa asyhadu anna muhammadan 'abduhu warasuuluh laa nabiy ya ba'da."


"Segala puji hanya milik Allah 'Aza wa Jalla, kita memuji-Nya, kita memohon pertolongan kepada-Nya, kita memohon ampun kepada-Nya, dan kita berlindung kepada-Nya dari kejelekan-kejelekan diri kita dan kejelekan amal perbuatan kita. Barangsiapa yang diberi hidayah oleh Allah 'Aza wa Jalla maka tidak ada seorangpun yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang disesatkan oleh Allah 'Aza wa Jalla maka tidak seorangpun yang dapat memberi hidayah kepadanya."


"Aku bersaksi bahwa tidak ada yang patut disembah dengan haq (benar) kecuali Allah 'Aza wa Jalla saja, dan tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya. Dan tidak ada Nabi setelahnya"


Qola Allaahu Ta'ala fii Kitabul Karim: "Yaa ayyuhal ladziina aamanu taqullaaha haqqo tuqootih walaa tamuutunna illaa wa antum muslimun."


Allah Ta'ala berfirman: "Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa kepada-Nya, dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan beragama Islam."
(QS. Ali Imran: 102).


Wa qola Allaahu Ta'ala: "Yaa ayyuhan naasuttaquu robbakumul ladzii kholaqokum min nafsi wa hidah wa kholaqo minhaa dzaujaha wa batstsa minhuma rijaalan katsiiran wanisaa a wattaqullaah alladzii tasaa aluunabihi wal arhaama innallaaha kaana 'alaikum roqiibaa."


Dan AllahTa'ala berfirman: "Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Robb kalian yang telah menciptakan kalian dari diri yang satu, daripadanya Allah menciptakan istrinya dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan nama-Nya) kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kalian."
(QS. An Nisaa: 1).


Wa qola Allaahu Ta'ala: "Yaa ayyuhal ladziina aamanut taqullaah waquuluu qaulan sadiida yushlih lakum a'maalakum wa yaghfir lakum dzunuubakum wamayyuti 'illaah wa rasullahuu waqod faaza fauzan 'adzhiima."


Dan Allah Ta'ala berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kalian kepada Allah dan katakanlah dengan perkataan yang benar, niscaya Allah akan memperbaiki bagi kalian amal-amal kalian dan mengampuni bagi kalian dosa-dosa kalian. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar."
(QS. Al Ahzab: 70-71).


Amma ba'du, "Fa inna ashdaqol hadiitsi kitaabullaah wa khairal hadi hadi muhammadin shallallaahu 'alaihi wasallam wasyarril umuuri muhdatsaa tuhaa wakulla muhdatsa tin bid'ah wakulla bid'atin dholaalah wakulla dholaalatin fiinnar."


Amma ba'du: "Sesungguhnya sebenar-benar perkataan adalah Kitabullah, dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam, dan sejelek-jelek perkara adalah yang diada-adakan, dan setiap yang diada-adakan adalah bid'ah, dan setiap bid'ah adalah sesat, dan setiap kesesatan ada di neraka."


"Pembahasan Ringkas KITAB RIYADHUSH SHALIHIN"


370. Bab Mantsurat dan Mulah. (Bagian I)


1/1808.
Dari Nawwas bin Sam'an radhiyallahu 'anhu, ia berkata, "Pada suatu pagi, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam menyebut Dajjal, beliau melirihkan suara dan mengeraskannya hingga kami mengiranya berada di rerimbunan pohon kurma. Kami pergi meninggalkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam lalu kami kembali lagi, beliau mengetahui apa yang kami kerjakan, lalu beliau bertanya, 'Kenapa kalian?'

Kami menjawab, 'Wahai Rasulullah, engkau menyebut Dajjal pada suatu pagi, engkau melirihkan dan mengeraskan suara hingga kami mengiranya ada di rerimbunan pohon kurma.'

Beliau bersabda, 'Selain Dajjal yang lebih aku khawatirkan pada kalian, bila ia muncul dan aku berada ditengah-tengah kalian, aku akan mengalahkannya, bukan kalian. Dan bila ia muncul dan aku sudah tidak ada ditengah-tengah kalian, maka setiap orang adalah pembela dirinya sendiri dan Allah adalah penggantiku atas setiap muslim. Ia adalah pemuda ikal, matanya menonjol, mirip Abdul Uzza bi Qathan. Siapapun di antara kalian yang melihatnya, hendaklah membaca permulaan surat Al-Kahfi. Ia muncul di antara Syam dan Irak, lalu banyak membuat kerusakan di kanan dan di kiri. Wahai hamba-hamba Allah, teguhlah kalian.'

Kami bertanya, 'Berapa lama ia tinggal di bumi?'

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam menjawab, 'Empat puluh hari, satu hari seperti setahun, satu hari seperti sebulan, satu hari seperti satu pekan, dan hari-hari lainnya seperti hari-hari kalian.'

Kami bertanya, 'Wahai Rasulullah, bagaimana tentang satu hari yang seperti satu tahun, cukupkah bagi kami shalat sehari?'

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam menjawab, 'Tidak, tapi perkirakanlah ukurannya.'

Kami bertanya, 'Wahai Rasulullah, bagaimana kecepatannya di bumi?'

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam menjawab, 'Seperti hujan yang diiringi angin. Ia mendatangi kaum dan menyeru mereka, mereka menerimanya, ia memerintahkan langit agar menurunkan hujan, langit lalu menurunkan hujan, ia memerintahkan bumi agar mengeluarkan tumbuh-tumbuhan, bumi lalu mengeluarkan tumbuh-tumbuhan. Setelah itu hewan-hewan ternak mereka pulang pada sore hari dengan punuk yang tinggi, kantong susu yang berisi, dan lambung yang lebar.

Setelah itu ia mendatangi suatu kaum, ia menyeru mereka lalu mereka membantah kata-katanya. Ia lantas meninggalkan mereka. Pada pagi harinya, mereka tidak lagi memiliki harta apa pun. Ia melintas di sebuah tanah kosong lalu berkata padanya, 'Keluarkan harta simpananmu!' Simpanan-simpanan bumi tempat tersebut mengikutinya laksana kawanan lebah jantan. Setelah itu ia memanggil seorang pemuda, lalu ia tebas dengan pedang hingga menjadi dua potongan tepat di tengah-tengahnya laksana anak panah mengenai sasaran. Setelah itu ia panggil potongan pemuda itu, pemuda itu datang menghampiri dengan muka berseri dan tertawa.

Di saat seperti itu, tiba-tiba Allah Ta'ala mengutus Al-Masih putra Maryam, ia turun di Menara Putih sebelah timur Damaskus dengan mengenakan dua baju yang dicelup za'faran sambil meletakkan kedua tangannya di atas sayap dua malaikat. Bila ia menundukkan kepala, air menetes dari rambutnya. Dan bila ia mengangkat kepala, butiran-butiran kecil seperti mutiara berderai dari rambutnya. Tidaklah orang kafir mencium bau dirinya kecuali mati, dan bau nafasnya sejauh pandangan matanya.

Isa mencari Dajjal hingga menemuinya di pintu Ludd lalu membunuhnya. Setelah itu Isa putra Maryam mendatangi suatu kaum yang dijaga oleh Allah dari Dajjal. Ia mengusap wajah-wajah mereka dan menceritakan tingkatan-tingkatan mereka disurga. Saat mereka seperti itu, Allah mewahyukan padanya, 'Sesungguhnya, Aku telah mengeluarkan hamba-hamba-Ku, tidak ada yang bisa memerangi mereka, karena itu giringlah hamba-hamba-Ku ke bukit Thur.'

Allah kemudian membangkitkan Ya'juj dan Ma'juj. Mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. Rombongan terdepan melintasi danau Thabariyah [Danau Thabariyah, juga disebut Laut Galilea, atau Danau Tiberias, yaitu sebuah danau air tawar terbesar di Israel. Diameternya mencapai 53 Km, panjang 21 Km, dan lebar 13 Km] lalu mereka meminum seluruh airnya, lalu rombongan paling belakang melintas dan berkata, 'Dulu di sini pernah ada airnya.'

Nabi Allah Isa 'Alaihissalam dan para sahabatnya terkepung (di bukit Thur), hingga kepala kerbau milik salah seorang di antara mereka lebih baik dari seratus dinar milik salah seorang di antara kalian saat ini. Nabi Allah Isa 'Alaihissalam dan para sahabatnya kemudian memohon kepada Allah Ta'ala agar membinasakan mereka.

Allah kemudian mengirim ulat-ulat di leher mereka, hingga mereka semua binasa laksana kematian satu jiwa. Setelah itu Nabi Allah Isa 'Alaihissalam dan para sahabatnya turun ke dataran rendah (dari bukit Thur), setiap satu jengkal tanah yang mereka dapati, selalu penuh dengan lemak dan bau busuk bangkai Ya'juj-Ma'juj. Nabi Allah Isa 'Alaihissalam dan para sahabatnya kemudian memohon kepada Allah Ta'ala agar melenyapkan bangkai mereka. Allah kemudian mengirim kawanan burung dengan leher sebesar leher unta, lalu burung-burung ini membuang bangkai-bangkai Ya'juj-Ma'juj seperti yang Allah kehendaki.

Kemudian Allah mengirim hujan, mengenai seluruh rumah dari tanah liat (rumah-rumah perkotaan) dan rumah dari bulu-bulu hewan (rumah-rumah pedalaman). Hujan itu membasahi bumi hingga meninggalkan genangan di mana-mana. Kemudian dikatakan kepada bumi, 'Tumbuhkan tanamanmu dan kembalikan berkahmu!' Saat itu, sekelompok orang memakan delima lalu mereka bernaung dengan kulit-kulitnya, seekor unta perah mencukupi satu kabilah, dan seekor kambing perah mencukupi beberapa orang.

Saat mereka berada dalam kondisi seperti itu, tiba-tiba Allah mengirim angin sepoi lalu masuk melalui ketiak mereka, kemudian mencabut nyawa setiap mukmin dan muslim. Dan yang tersisa adalah manusia-manusia buruk, mereka melakukan hubungan badan secara terang-terangan seperti keledai kawin. Maka atas mereka itulah kiamat terjadi'."
[HR. Muslim].
[Shahih: Muslim (2937); Tirmidzi (2240); Ibnu Majah (4075)].


Kosakata asing dalam hadits ini:


(Khollatan baynasy syami wal 'iraq) : Sebuah jalan di antara Syam dan Irak.
('Atsa) : Kerusakan yang parah.
(Adz Dzura) : Bentuk jamak dari dzirwah, artinya puncak atau punuk.
(Al-Ya'asib) : Lebah-lebah jantan.
(Jizlatain) : Dua potongan.
(Al-Gharadhu) : Sasaran anak panah, maksudnya Dajjal membidik si pemuda tersebut laksana anak panah tepat mengenai sasaran.
(Al-Mahrudah): Baju yang dicelup.
(La yadani): Tiada mampu.
(An-Naghafu): Ulat.
(Farsa): Mati.
(Az-Zalaqatu): Cermin.
(Al-'Ishabah): Sekelompok orang.
(Ar-Rislu): Susu.
(Al-Liqhatu): Unta perah.
(Al-Fi'amu): Sekelompok orang.
(Al-fakhdzu min an-nasi): Sejumlah orang yang jumlahnya lebih sedikit dari kabilah.


Penjelasan hadits:


Sabda beliau Shallallahu 'alaihi wasallam, "Bukan Dajjal yang lebih membuatku mengkhawatirkan kalian."

An-Nawawi rahimahullaahu Ta'ala berkata, "Seperti itulah seluruh salinan yang ada di negeri kami, semuanya menyebut (Akhwafani), dan seperti itu pula yang dinukil Iyadh dari riwayat mayoritas para ahli hadits." Ia meneruskan, "Sebagian lain menyebut (Akhwafa) Kedua lafal ini benar, dan artinya sama, yaitu, 'Yang paling aku khawatirkan terhadap kalian'."

Sabda beliau, "Allah membangkitkan Ya'juj dan Ma'juj," Ya'juj dan Ma'juj adalah dua bangsa besar yang muncul kala Allah membuka dan menghancurkan benteng mereka.


2/1809.
Dari Rib'i bin Hirasy, ia berkata, "Aku pergi bersama Abu Mas'ud Al-Anshari untuk menemui Hudzaifah bin Yaman radhiyallahu 'anhu, Abu Mas'ud kemudian berkata kepadanya, 'Ceritakan kepadaku apa yang pernah kau dengar dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam terkait Dajjal.' Hudzaifah berkata, 'Sesungguhnya, Dajjal muncul membawa air dan api. Adapun yang dilihat orang-orang air, namun sebenarnya itu adalah api yang membakar dan apa yang dilihat orang-orang sebagai api, sebenarnya itu adalah air yang dingin dan tawar. Barangsiapa di antara kalian menjumpainya, hendaklah menjatuhkan diri pada sesuatu yang ia lihat seperti api, karena itu adalah air tawar dan baik.' Abu Mas'ud berkata, 'Aku juga sudah pernah mendengar hadits itu'."
[Muttafaqun 'alaih].
[Shahih: Al-Bukhari (7130) dan Muslim (2934)].


Penjelasan hadits:

An-Nawawi rahimahullaahu Ta'ala berkata, "Ulama mengatakan bahwa kejadian ini termasuk salah satu fitnah sebagai ujian dari Allah untuk para hamba-Nya, ujian membenarkan kebenaran dan menyalahkan kebatilan. Kemudian setelah itu Allah Ta'ala membeberkan aib Dajjal dan menampakkan kelemahannya."


3/1810.
Dari 'Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallahu 'anhu, ia berkata, "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Dajjal muncul di tengah-tengah umatku dan menetap selama empat puluh -aku tidak tahu apakah empat puluh hari, empat puluh bulan, atau empat puluh tahun- Allah kemudian mengutus Isa putra Maryam 'Alaihissalam, ia mencarinya lalu membunuhnya. Setelah itu umat manusia menetap di bumi selama tujuh tahun tanpa ada permusuhan di antara dua orang pun. Setelah itu Allah 'Aza wa Jalla mengirim angin sejuk dari arah Syam. Tidaklah ada seorang pun di muka bumi ini yang di dalam hatinya terdapat kebaikan atau keimanan meski seberat biji sawi, melainkan nyawanya dicabut angin tersebut. Bahkan seandainya salah seorang di antara kalian masuk ke dalam gunung, angin pasti akan masuk ke dalam gunung lalu mencabut nyawanya. Kemudian yang tersisa hanya manusia-manusia jahat yang ringan seperti burung dalam melakukan kejahatan dan seperti hewan buas dalam berbuat semena-mena. Mereka tidak menganggap kebaikan sebagai kebaikan dan tidak mengingkari kemungkaran. Setan kemudian menghampiri mereka dengan merubah wujud lalu berkata, 'Maukah kalian memenuhi seruanku?' Mereka bertanya, 'Apa yang kau perintahkan kepada kami?' Setan kemudian memerintahkan mereka menyembah berhala-berhala. Dalam kondisi seperti ini, rezeki mereka mengalir deras, dan penghidupan mereka baik. Kemudian sangkakala ditiup. Siapapun yang mendengarnya pasti memiringkan dan mengangkat leher, dan orang pertama yang mendengarnya adalah seseorang yang tengah memperbaiki tempat air minum unta miliknya. Ia kemudian mati lalu orang-orang di sekitarnya mati. Setelah itu Allah mengirim  -atau beliau bersabda, Allah menurunkan- hujan seperti rintikan atau naungan, lalu jasad-jasad manusia bermunculan dari bumi. Sangkakala kemudian ditiup lagi, tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing). Setelah itu dikatakan, 'Wahai manusia! Kemarilah menuju Rabb kalian, dan tahanlah mereka (di tempat pemberhentian) karena sesungguhnya mereka akan ditanya.' Kemudian dikatakan, 'Keluarkan utusan neraka.' Ditanya, 'Dari berapa?' Dijawab, 'Sembilan ratus sembilan puluh sembilan dari setiap seribu.' Itulah hari yang menjadikan anak-anak beruban, dan itulah hari betis disingkap'."
[HR. Muslim].
[Shahih: Muslim (2940)].


Kosakata asing:

(Al-Litu): Sisi leher. Artinya, ia menundukkan satu sisi leher dan mengangkat sisi leher lainnya.

Penjelasan hadits:

Perkataan 'Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallahu 'anhu, "Aku tidak tahu apakah empat puluh hari, empat puluh bulan, ataukah empat puluh tahun." Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata, "Riwayat yang menyatakan empat puluh hari lebih didahulukan daripada keraguan ini."


4/1811.
Dari Anas radhiyallahu 'anhu, ia berkata, "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Setiap negeri pasti dilalui Dajjal kecuali Mekah dan Madinah. Di setiap jalan-jalan perbukitannya ada malaikat-malaikat berbaris yang menjaga kedua kota itu. Dajjal kemudian singgah di tanah tandus, lalu Madinah berguncang sebanyak tiga kali. Allah mengeluarkan setiap orang kafir dan munafik dari Madinah'."
[HR. Muslim].
[Shahih: Muslim (2943)].


Penjelasan hadits:

Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata, "Hadits ini bisa dikorelasikan dengan hadits, 'Al-Masih Ad-Dajjal yang ditakuti tidak akan dapat memasuki kota Madinah.' Yaitu, ketakutan yang dinafikan dalam hadits ini adalah teror, agar tidak seorang pun di Madinah merasa takut karena tersiarnya berita kedatangan Dajjal di mana tak seorang pun mampu menghadapinya, sehingga orang yang menyandang sifat nifak atau fasik segera bergabung bersamanya. Saat itulah terlihat dengan jelas Madinah menepis rahasianya."


5/1812.
Dari (Anas) radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Dajjal diikuti tujuh puluh ribu orang Yahudi Asbahan (Asbahan atau Isfahan adalah sebuah kota di Iran, tepatnya 340 km sebelah selatan Teheran), mereka mengenakan jubah hijau."
[HR. Muslim].
[Shahih: Muslim (2944)].


Kosakata asing:

(Ath-Thayalisah) merupakan bentuk jamak dari (Thayilusan), yaitu baju yang bergambar, atau jubah kebesaran (berwarna hijau dan biasa dipakai ulama-ulama Persia).


6/1813.
Dari Ummu Syuraik radhiyallahu 'anha, ia mendengar Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Sungguh, orang-orang pasti akan melarikan diri dari Dajjal ke gunung-gunung."
[HR. Muslim].
[Shahih: Muslim (2945)].


7/1814.
Dari Umran bin Hushain radhiyallahu 'anhu, ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Tidak ada permasalahan antara waktu penciptaan Adam hingga hari Kiamat yang lebih besar daripada Dajjal'."
[HR. Muslim].
[Shahih: Muslim (2946)].


Penjelasan hadits:

Alasannya adalah karena tidak ada yang selamat dari fitnah Dajjal selain beberapa gelintir orang.

Al-Hafizh berkata, "Dalam Al-Hulyah, Abu Nu'aim meriwayatkan dalam biografi Hassan bin Athiyah dengan sanad shahih sampai kepadanya, ia berkata, 'Tidak ada yang selamat dari fitnah Dajjal selain dua belas ribu lelaki dan tujuh ribu wanita.' Riwayat seperti ini tidak mungkin disampaikan berdasarkan penalaran saja. Mungkin hadits ini marfu' yang ia nyatakan mursal, atau mungkin bersumber dari Ahli Kitab."


8/1815.
Dari Abu Sa'id Al-Khudri radhiyallahu 'anhu, dari Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda, "Dajjal muncul, lalu salah seorang dari kaum Mukminin menuju ke arahnya. Ia dihadang para penjaga (penjaga-penjaga Dajjal) Mereka kemudian bertanya kepadanya, 'Kau mau kemana?' Ia menjawab, 'Aku akan menghampiri orang yang baru muncul itu.' Mereka bertanya, 'Apakah kau tidak beriman kepada tuhan kami?' Ia menjawab, 'Rabb kami tidaklah samar!' Mereka lalu berkata, 'Bunuhlah dia!' Mereka kemudian saling berkata satu sama lain, 'Bukankah tuhan kalian melarang membunuh siapa pun, kecuali dia yang membunuh?' Mereka kemudian membawa orang tersebut ke hadapan Dajjal. Ketika si Mukmin melihatnya, ia berkata, 'Wahai manusia! Dia ini Dajjal yang disebut-sebut Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam.' Dajjal kemudian memerintahkan si Mukmin ini diikat, ia berkata, 'Tangkap dia dan lukailah dia!' Mereka memukuli punggung dan perutnya, Dajjal lalu berkata kepadanya, 'Apa kau tidak beriman kepadaku?' Ia menjawab, 'Engkau Al-Masih si pendusta!' Dajjal kemudian memerintahkan si Mukmin di gergaji tepat di tengah-tengah kepala hingga terbelah menjadi dua. Setelah itu Dajjal melintas di antara dua potongan tubuh si Mukmin tersebut, Dajjal berkata kepadanya, 'Berdirilah!' Si Mukmin itu kemudian berdiri, Dajjal lalu bertanya berkata kepadanya, 'Apakah kau beriman kepadaku?' Si Mukmin menjawab, 'Aku semakin mengetahui tentang dirimu.' Ia kemudian berkata, 'Wahai manusia! Tidak ada seorang pun setelahku yang akan dibunuh Dajjal.' Dajjal meraihnya untuk ia sembelih, lalu Allah menjadikan bagian tubuh si Mukmin itu dari leher hingga selangkangan menjadi tembaga, sehingga Dajjal tidak bisa menyembelihnya. Dajjal lalu meraih tangan dan kaki Mukmin tersebut lalu ia lemparkan. Orang-orang mengira Dajjal melemparkannya ke neraka, padahal ia dilemparkan ke surga."
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam kemudian bersabda, "Dia adalah manusia yang paling besar kesaksiannya di sisi Rabb seluruh alam."
[HR. Muslim. Al-Bukhari meriwayatkan sebagian secara makna].
[Shahih: Muslim (2938) dan dalam riwayat Al-Bukhari (7132)].


Kosakata asing:

(Al-Masalih): Para penjaga dan pengintai.

Penjelasan hadits:

Sabda beliau Shallallahu 'alaihi wasallam, "Dia adalah manusia yang paling besar kesaksiannya di sisi Rabb seluruh alam," yaitu karena ia mengatakan kebenaran di hadapan orang zalim, pendusta, dan semena-mena.

Perkataan An-Nawawi, "Al-Bukhari meriwayatkan sebagian hadits di atas secara makna." dan lafal riwayat Al-Bukhari adalah, "Dajjal datang dan diharamkan masuk jalan Madinah, lantas ia singgah di lokasi yang tak ada tetumbuhan dekat Madinah, kemudian ada seseorang yang mendatanginya. Ia adalah manusia terbaik atau di antara manusia terbaik, dia berkata, 'Saya bersaksi bahwa kamu adalah Dajjal yang Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam telah ceritakan kepada kami.' Kemudian Dajjal mengatakan, 'Apa pendapat kalian jika aku membunuh orang ini lantas aku menghidupkannya, apakah kalian masih ragu terhadap perkara ini?' Mereka menjawab, 'Tidak.' Maka Dajjal membunuh orang tersebut kemudian menghidupkannya. Namun, orang tersebut tiba-tiba mengatakan, 'Demi Allah, belum pernah aku lebih mengetahui tentang dirimu melebihi saat ini.'
Dajjal bermaksud membunuhnya, tapi ia tidak mampu menguasainya."


9/1816.
Dari Mughirah bin Syu'bah radhiyallahu 'anhu, ia berkata, "Tak seorang pun lebih banyak bertanya kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam tentang Dajjal melebihiku. Beliau pernah bersabda kepadaku, 'Dia tidak akan membahayakanmu.' Aku berkata, 'Orang-orang mengatakan bahwa Dajjal membawa gunung roti dan sungai yang mengalir.' Beliau bersabda, 'Itu semua bagi Allah lebih ringan'."
[Muttafaqun 'alaih].
[Shahih: Al-Bukhari (7122); dan Muslim (2939)].


Penjelasan hadits:

Iyadh menjelaskan, "Maksudnya, apa yang diciptakan Dajjal dengan tangannya untuk menyesatkan orang-orang Mukmin dan membubuhkan keraguan di hati orang-orang yang beriman, ini sangatlah ringan bagi Allah 'Aza wa Jalla. Bahkan, dengan apa yang ditunjukkan oleh Dajjal, orang-orang Mukmin semakin bertambah imannya kepada Allah 'Aza wa Jalla, dan orang-orang yang hatinya sakit semakin ragu."


10/1817.
Dari Anas radhiyallahu 'anhu, "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Setiap nabi pasti mengingatkan umatnya dari si buta sebelah lagi pendusta. Ketahuilah, dia (Dajjal) buta sebelah mata, dan Rabb kalian 'Aza wa Jalla tidak buta sebelah mata.
Di antara kedua matanya tertulis, KA-FA-RA'."
[Muttafaqun 'alaih].
[Shahih: Al-Bukhari (7131); dan Muslim (2933)].


Penjelasan hadits:

Sabda beliau, "Setiap nabi pasti mengingatkan umatnya dari si buta sebelah lagi pendusta." Karena mereka tahu kemunculan dan dahsyatnya fitnah Dajjal. Dan setiap nabi mengira umatnya akan menjumpai Dajjal. Untuk itu, mereka mengingatkan umat masing-masing dari Dajjal.

Sabda beliau, "Tertulis di antara kedua matanya, KA-FA-RA'." Ini lafal riwayat Muslim. Sedangkan lafal riwayat Al-Bukhari menyebutkan, "Sesungguhnya, di antara kedua matanya tertulis, KAFIR."

Riwayat lain menyebutkan, "Setiap orang beriman bisa membacanya, baik ia bisa baca-tulis maupun tidak."


11/1818.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata, "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Maukah kalian aku beritahukan sesuatu tentang Dajjal yang tidak pernah disampaikan seorang nabi pun kepada kaumnya? Dia itu buta sebelah mata. Ia datang membawa sesuatu seperti surga dan neraka. Yang ia katakan surga, sebenarnya itu neraka'."
[Muttafaqun 'alaih].
[Shahih: Al-Bukhari (3338); dan Muslim (2936)].


Penjelasan hadits:

Sabda beliau, "Yang ia katakan surga, sebenarnya itu neraka," yaitu kebalikannya. Beliau cukup menyebutkan bagian ini saja, karena sudah menunjukkan kebalikannya.


12/1819.
Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma, bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam menyebutkan tentang Dajjal di hadapan orang-orang, beliau bersabda, "Sesungguhnya, Allah tidak buta sebelah mata. Ketahuilah, sesungguhnya Al-Masih Dajjal mata sebelah kanannya buta, matanya seperti buah anggur yang menonjol."
[Muttafaqun 'alaih].
[Shahih: Al-Bukhari (3439); dan Muslim (169)].


Kosakata asing:

(Thafiyah): Menonjol. Sebagian perawi menyebutkan (Tha'fiyah) yang artinya hilang chayanya.

Penjelasan hadits:

Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata, "Penulisan yang benar dari keseluruhan hadits yang ada adalah tidak ada hamzahnya (Thafiyah)."


13/1820.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Kiamat tidak akan terjadi hingga kaum muslimin memerangi Yahudi. Sampai-sampai seorang Yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon, lalu batu dan pohon berkata, 'Hai muslim, ini si Yahudi di belakangku. Kemarilah lalu bunuhlah dia!' Kecuali pohon Gharqad, karena ia adalah pohon Yahudi."
[Muttafaqun 'alaih].
[Shahih: Al-Bukhari (2926) dan Muslim (2922)].


Penjelasan hadits:

An-Nawawi menjelaskan, "Gharqad adalah sejenis pohon berduri, terkenal di negeri Baitul Maqdis. Di sanalah Dajjal dan orang-orang Yahudi dibunuh."

Ad-Dainuri berkata, "Ketika tanaman berduri tumbuh besar, maka menjadi Gharqad."


14/1821.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata, "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Demi Zat yang jiwaku berada di tangan-Nya, dunia ini tidak akan lenyap hingga seseorang melintasi kuburan lalu berguling-guling di atasnya dan berkata, "Andai saja aku sebagai penghuni makam ini".'Ia melakukan itu bukan karena agama, tapi karena tertimpa musibah dunia'."
[Muttafaqun 'alaih].
[Shahih: Al-Bukhari (7115) dan Muslim (2922)].


Penjelasan hadits:

Sabda beliau, "Berguling-guling di atasnya (kuburan)," yaitu berbolak-balik di atas kuburan karena kesulitan-kesulitan dunia yang menimpanya. Sebab, orang yang sudah mati telah terlepas dari segala keletihan dan beban berat dunia.


15/1822.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata, "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Kiamat tidak akan terjadi hingga Furat menyingkap gunung emas yang diperebutkan, hingga sembilan puluh sembilan dari setiap seratus orang terbunuh, lalu setiap orang di antara mereka berkata, "Mudah-mudahan aku yang selamat" '."

Riwayat lain menyebutkan, "Sudah hampir dekat masanya Furat menyingkap simpanan emas. Barang siapa menghadirinya, jangan mengambil sedikit pun darinya."
[Muttafaqun 'alaih].
[Shahih: Al-Bukhari (7119) dan Muslim (2894)].


Penjelasan hadits:

Sabda beliau, "Barang siapa menghadirinya, jangan mengambil sedikit pun darinya."

Pensyarah menjelaskan, "Rasulullah melarang hal itu karena tidak seorang pun sampai ke simpanan emas itu melainkan setelah melalui perkelahian. Ia tidak akan sampai ke sana sebelum membunuh sejumlah orang, dan tidak menutup kemungkinan dia yang terbunuh. Jika ia tidak pergi ke sana dan tidak menerjang larangan, maka ia telah menyelamatkan dirinya sendiri dan orang lain juga selamat dari kejahatannya."


16/1823.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Suatu saat nanti penduduk akan meninggalkan Madinah dalam keadaan baik sebagaimana keadaannya semula. Tidak ada lagi yang mendatanginya kecuali binatang-binatang buas dan burung-burung. Orang terakhir yang akan meninggal adalah dua orang penggembala dari suku Muzaynah yang keduanya mendatangi Madinah untuk menghalau kambing, lalu keduanya mendapati Madinah dipenuhi binatang-binatang liar, hingga keduanya sampai di Tsaniyatul Wada' keduanya jatuh tersungkur karena pingsan'."
[Muttafaqun 'alaih].
[Shahih: Al-Bukhari (1874) dan Muslim (1389)].

Penjelasan hadits:

Sabda beliau, "Suatu saat nanti penduduk akan meninggalkan Madinah dalam keadaan baik sebagaimana keadaannya semula. Tidak ada lagi yang mendatanginya kecuali binatang-binatang buas dan burung-burung. "
Maksudnya, diakhir zaman

Al-Qadhi berkata, "Ini sudah pernah terjadi pada masa-masa pertama. Madinah pernah ditinggalkan dalam kondisi terbaik dari sebelum-sebelumnya ketika pos-pos penting Madinah dipindahkan ke Syam dan Irak. "


Wa Allahu Ta'ala a'lam.
Wassalamu'alaykum wa rahmatullah wa barakatuh.


Insya Allah Ta’ala bersambung pada bagian berikutnya.

Sumber:

Kitab 'RIYADHUSH SHALIHIN' - Imam An-Nawawi Rahimahullaahu Ta'ala.
Syarah: Syaikh Faishal Alu Mubarak.
Takrij: Syaikh Nasiruddin Al-Albani.
Alih bahasa: Tim Penterjemah UMMUL QURA.
Penerbit: Ummul Qura - Jkt.

Jumat, 30 September 2016

Ringkasan Kitab Riyadhush Shalihin, Bab Larangan Menyambung Rambut, Menato, dan Menata Gigi.


Bismillaahir rahmaanir rahiim
Assalamu'alaykum wa rahmatullaah wa barakaatuh.


"Innal hamdalillaah nahmaduhu wanasta'iinuhu wanastaghfiruhu wana'uzdubillaahi minsyururi anfusinaa waminsayyi aati 'amaalinaa mayyahdihillaahu falaa mudhillalah wamayyudlil falaa hadiyalah."


"Asyhadu alaa ilaha illallaah wa asyhadu anna muhammadan 'abduhu warasuuluh laa nabiy ya ba'da."


"Segala puji hanya milik Allah 'Aza wa Jalla, kita memuji-Nya, kita memohon pertolongan kepada-Nya, kita memohon ampun kepada-Nya, dan kita berlindung kepada-Nya dari kejelekan-kejelekan diri kita dan kejelekan amal perbuatan kita. Barangsiapa yang diberi hidayah oleh Allah 'Aza wa Jalla maka tidak ada seorangpun yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang disesatkan oleh Allah 'Aza wa Jalla maka tidak seorangpun yang dapat memberi hidayah kepadanya."


"Aku bersaksi bahwa tidak ada yang patut disembah dengan haq (benar) kecuali Allah 'Aza wa Jalla saja, dan tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya. Dan tidak ada Nabi setelahnya"


Qola Allaahu Ta'ala fii Kitabul Karim: "Yaa ayyuhal ladziina aamanu taqullaaha haqqo tuqootih walaa tamuutunna illaa wa antum muslimun."


Allah Ta'ala berfirman: "Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa kepada-Nya, dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan beragama Islam."
(QS. Ali Imran: 102).


Wa qola Allaahu Ta'ala: "Yaa ayyuhan naasuttaquu robbakumul ladzii kholaqokum min nafsi wa hidah wa kholaqo minhaa dzaujaha wa batstsa minhuma rijaalan katsiiran wanisaa a wattaqullaah alladzii tasaa aluunabihi wal arhaama innallaaha kaana 'alaikum roqiibaa."


Dan AllahTa'ala berfirman: "Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Robb kalian yang telah menciptakan kalian dari diri yang satu, daripadanya Allah menciptakan istrinya dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan nama-Nya) kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kalian."
(QS. An Nisaa: 1).


Wa qola Allaahu Ta'ala: "Yaa ayyuhal ladziina aamanut taqullaah waquuluu qaulan sadiida yushlih lakum a'maalakum wa yaghfir lakum dzunuubakum wamayyuti 'illaah wa rasullahuu waqod faaza fauzan 'adzhiima."


Dan Allah Ta'ala berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kalian kepada Allah dan katakanlah dengan perkataan yang benar, niscaya Allah akan memperbaiki bagi kalian amal-amal kalian dan mengampuni bagi kalian dosa-dosa kalian. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar."
(QS. Al Ahzab: 70-71).


Amma ba'du, "Fa inna ashdaqol hadiitsi kitaabullaah wa khairal hadi hadi muhammadin shallallaahu 'alaihi wasallam wasyarril umuuri muhdatsaa tuhaa wakulla muhdatsa tin bid'ah wakulla bid'atin dholaalah wakulla dholaalatin fiinnar."


Amma ba'du: "Sesungguhnya sebenar-benar perkataan adalah Kitabullah, dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam, dan sejelek-jelek perkara adalah yang diada-adakan, dan setiap yang diada-adakan adalah bid'ah, dan setiap bid'ah adalah sesat, dan setiap kesesatan ada di neraka."


"Pembahasan Ringkas KITAB RIYADHUSH SHALIHIN"


296. Bab Larangan Menyambung Rambut, Menato, dan Menata Gigi.


Allah 'Aza wa Jalla berfirman:


"Yang mereka sembah selain Allah itu tidak lain hanyalah inatsan (berhala), dan mereka tidak lain hanyalah menyembah setan yang durhaka, yang dilaknati Allah, dan (setan) itu mengatakan, 'Aku pasti akan mengambil bagian tertentu dari hamba-hamba-Mu dan pasti kusesatkan mereka, dan akan kubangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan akan kusuruh mereka memotong telinga-telinga binatang ternak, (lalu mereka benar-benar memotongnya), dan akan aku suruh mereka mengubah ciptaan Allah, (lalu mereka benar-benar mengubahnya)', barangsiapa menjadikan setan sebagai pelindung selain Allah, maka sungguh, dia menderita kerugian yang merata."
(QS. An-Nisa': 117-119).


Qatadah menafsirkan, "Memotong telinga-telinga binatang ternak", yaitu membelahnya dan dijadikan tanda untuk bahirah, sa'ibah, dan washilah.
(Bahirah adalah unta betina yang telah beranak lima kali dan anak kelima itu jantan, lalu unta betina itu dibelah telinganya, dilepaskan, tidak boleh ditunggangi lagi dan tidak boleh diambil air susunya. Sa'ibah adalah unta betina yang dibiarkan pergi ke mana saja lantaran suatu nazar. Seperti, jika seorang Arab jahiliyyah akan melakukan sesuatu atau perjalanan yang berat, maka ia biasa bernazar akan menjadikan untanya Sa'ibah bila maksud atau perjalanannya berhasil dengan selamat. Washilah adalah seekor domba betina melahirkan anak kembar yang terdiri dari jantan dan betina, maka yang jantan ini disebut washilah, tidak disembelih dan diserahkan kepada berhala).


Ikrimah menafsirkan, "Mengubah ciptaan Allah", yaitu dengan dikebiri, ditato, dipotong telinganya, hingga sebagian di antara mereka mengharamkan pengebirian hewan, sementara sebagian lainnya membolehkan, karena adanya tujuan nyata untuk itu.


Ibnu Abbas menafsirkan, "Ciptaan Allah", yaitu agama Allah.


Dari Iyadh bin Himar, ia berkata, "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Allah Ta'ala berfirman, 'Sungguh, Aku menciptakan hamba-hamba-Ku dalam keadaan lurus (di atas tauhid) Setan kemudian mendatangi mereka, membawa mereka pergi menjauh dari agama dan mengharamkan kepada mereka apa yang Aku halalkan untuk mereka' '."
[HR. Muslim].


1/1642.
Dari Asma' radhiyallahu 'anha, seorang wanita bertanya kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, ia berkata, "Wahai Rasulullah, putriku terkena cacar hingga rambutnya rontok, dan aku hendak menikahkannya, bolehkah aku menyambung rambutnya?" Beliau bersabda, 'Allah melaknat wanita yang menyambung rambut dan yang disambung rambutnya'."
[Muttafaqun 'alaih].
[Shahih: Al-Bukhari (5935), Muslim (2122), An-Nasa'i (8/187)].


Kosakata asing:


(Fatamarroqa): Terbuai dan rontok.

(Al-Washilatu): Wanita yang menyambung rambutnya atau rambut wanita lain dengan rambut lain.

(Al-Maushulatu): Wanita yang disambung rambutnya.

(Al-Mustaushilatu): Wanita yang meminta rambutnya disambung.


Penjelasan hadits:


Riwayat lain menyebutkan dengan lafal, "Wanita yang menyambung rambut dan yang meminta disambung rambutnya."


Hadits serupa juga diriwayatkan dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha. Hadits ini menunjukkan, menyambung rambut termasuk salah satu dosa besar.


2/1643.
Dari Humaid bin Abdurrahman, ia mendengar Mu'awiyah berkata di atas mimbar pada musim haji sembari meraih seikat rambut yang ada di tangan seorang penjaga lalu berkata, "Wahai penduduk Madinah! Mana ulama kalian?! Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam melarang (mengenakan) seperti ini." Ia berkata, "Sesungguhnya, Bani Israil binasa ketika kaum wanita mereka mengenakan seperti ini."
[Muttafaqun 'alaih].
[Shahih: Al-Bukhari (5932); Muslim (2127); Abu Dawud (4167); Tirmidzi (2782)].


Penjelasan hadits:


1. Perhatian para khalifah dan para pemimpin untuk mengingkari dan melenyapkan kemungkaran.

2. Teguran bagi orang yang mengabaikan kemungkaran, padahal ia memiliki kewenangan.

3. Orang beruntung adalah orang yang bisa memetik pelajaran dari orang lain.

4. Hukuman ditimpakan secara merata jika kemungkaran mulai dilakukan terang-terangan.


3/1644.
Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam melaknat wanita yang menyambung rambut dan yang meminta disambung rambutnya; wanita yang menato dan yang meminta ditato.
[Muttafaqun 'alaih]
[Shahih: Al-Bukhari (5937); Muslim (2124); Abu Dawud (4169); Tirmidzi (2783)].


Penjelasan hadits:


1. Tato termasuk dosa besar.

2. Dalam hal ini, hukum laki-laki sama seperti wanita.


4/1645.
Dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu, ia berkata, "Allah telah melaknat wanita-wanita yang membuat tato dan wanita yang meminta ditato; wanita-wanita yang mencabut bulu mata dan wanita-wanita yang meminta dicabut bulu matanya; serta wanita-wanita yang merenggangkan gigi demi kecantikan yang merubah ciptaan Allah." Seorang wanita kemudian berkata kepada Ibnu Mas'ud terkait hal itu, ia berkata, "Kenapa aku tidak melaknat orang yang dilaknat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, sementara penjelasan ini ada dalam Kitabullah? Allah 'Aza wa Jalla berfirman, 'Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah.' (QS. Al-Hasyr: 7)."
[Muttafaqun 'alaih].
[Shahih: Al-Bukhari (5931); Muslim (2125); Abu Dawud (4169)].


Kosakata asing:


(Al-Mutafallijatu): Wanita yang mengukir gigi agar sedikit merenggang satu sama lain dan memperindahnya. Inilah yang disebut wasyr.

(An-Namishah): Wanita yang mengambil sebagian dari rambut alis dan lainnya lalu dilembutkan agar indah.

(Al-Mutanammishah): Wanita yang menyuruh orang lain untuk mencabut rambut alis.


Penjelasan hadits:


Hadits ini menunjukkan bahwa semua yang tercantum dalam hadits termasuk dosa-dosa besar.

An-Nawawi berkata, "Perbuatan ini haram bagi pelaku dan yang diperlakukan, karena perbuatan-perbuatan ini merubah ciptaan Allah jika si wanita melakukannya untuk kecantikan. Namun jika untuk pengobatan atau karena adanya cacat tubuh, hukumnya tidak mengapa."

Al-Bukhari menyebutkan dalam kitab pakaian, bab menyambung rambut. Lalu Al-Bukhari menyebutkan hadits Mu'awiyah, Abu Hurairah, 'Aisyah, 'Asma, dan Ibnu Umar.


Al-Hafizh Ibnu Hajar menjelaskan, "Perkataan Humaid, 'Ia (Mu'awiyah) meraih seikat rambut.' Qushshah artinya seikat rambut."


Disebutkan dalam riwayat Qatadah dalam Shahih Muslim, beliau Shallallahu 'alaihi wasallam melarang menggunakan zaur. Qatadah menjelaskan, "Zaur adalah kain perca yang digunakan wanita untuk memperbanyak rambut."


Hadits ini merupakan dalil yang digunakan oleh jumhur ulama. Dan dikuatkan dengan hadits Jabir, "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam melarang wanita menyambung rambutnya dengan sesuatu." [HR. Muslim].


Laits berpendapat, dan dinukil oleh Abu Ubaidah dari sebagian besar fuqaha, "Yang dilarang adalah menyambung rambut dengan rambut. Sementara jika seorang wanita menyambung rambutnya dengan selain rambut, seperti kain perca dan lainnya, ini tidak termasuk dalam larangan."


Abu Dawud meriwayatkan dengan sanad shahih dari Sa'id bin Jubair, ia berkata, "Tidak mengapa menggunakan qaramil (penyambung rambut)." Pendapat ini dikemukakan Ahmad.
Demikian penjelasan Al-Hafizh secara ringkas.



Wa Allahu Ta'ala a'lam.
Wassalamu'alaykum wa rahmatullah wa barakatuh.


Sumber:

Kitab 'RIYADHUSH SHALIHIN' - Imam An-Nawawi Rahimahullaahu Ta'ala.
Syarah: Syaikh Faishal Alu Mubarak.
Takrij: Syaikh Nasiruddin Al-Albani.
Alih bahasa: Tim Penterjemah UMMUL QURA.
Penerbit: Ummul Qura - Jkt.

Ringkasan Kitab Riyadhush Shalihin, Bab Mengingat Mati dan Memendekkan Angan-angan.


Bismillaahir rahmaanir rahiim
Assalamu'alaykum wa rahmatullaah wa barakaatuh.


"Innal hamdalillaah nahmaduhu wanasta'iinuhu wanastaghfiruhu wana'uzdubillaahi minsyururi anfusinaa waminsayyi aati 'amaalinaa mayyahdihillaahu falaa mudhillalah wamayyudlil falaa hadiyalah."


"Asyhadu alaa ilaha illallaah wa asyhadu anna muhammadan 'abduhu warasuuluh laa nabiy ya ba'da."


"Segala puji hanya milik Allah 'Aza wa Jalla, kita memuji-Nya, kita memohon pertolongan kepada-Nya, kita memohon ampun kepada-Nya, dan kita berlindung kepada-Nya dari kejelekan-kejelekan diri kita dan kejelekan amal perbuatan kita. Barangsiapa yang diberi hidayah oleh Allah 'Aza wa Jalla maka tidak ada seorangpun yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang disesatkan oleh Allah 'Aza wa Jalla maka tidak seorangpun yang dapat memberi hidayah kepadanya."


"Aku bersaksi bahwa tidak ada yang patut disembah dengan haq (benar) kecuali Allah 'Aza wa Jalla saja, dan tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya. Dan tidak ada Nabi setelahnya"


Qola Allaahu Ta'ala fii Kitabul Karim: "Yaa ayyuhal ladziina aamanu taqullaaha haqqo tuqootih walaa tamuutunna illaa wa antum muslimun."


Allah Ta'ala berfirman: "Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa kepada-Nya, dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan beragama Islam."
(QS. Ali Imran: 102).


Wa qola Allaahu Ta'ala: "Yaa ayyuhan naasuttaquu robbakumul ladzii kholaqokum min nafsi wa hidah wa kholaqo minhaa dzaujaha wa batstsa minhuma rijaalan katsiiran wanisaa a wattaqullaah alladzii tasaa aluunabihi wal arhaama innallaaha kaana 'alaikum roqiibaa."


Dan AllahTa'ala berfirman: "Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Robb kalian yang telah menciptakan kalian dari diri yang satu, daripadanya Allah menciptakan istrinya dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan nama-Nya) kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kalian."
(QS. An Nisaa: 1).


Wa qola Allaahu Ta'ala: "Yaa ayyuhal ladziina aamanut taqullaah waquuluu qaulan sadiida yushlih lakum a'maalakum wa yaghfir lakum dzunuubakum wamayyuti 'illaah wa rasullahuu waqod faaza fauzan 'adzhiima."


Dan Allah Ta'ala berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kalian kepada Allah dan katakanlah dengan perkataan yang benar, niscaya Allah akan memperbaiki bagi kalian amal-amal kalian dan mengampuni bagi kalian dosa-dosa kalian. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar."
(QS. Al Ahzab: 70-71).


Amma ba'du, "Fa inna ashdaqol hadiitsi kitaabullaah wa khairal hadi hadi muhammadin shallallaahu 'alaihi wasallam wasyarril umuuri muhdatsaa tuhaa wakulla muhdatsa tin bid'ah wakulla bid'atin dholaalah wakulla dholaalatin fiinnar."


Amma ba'du: "Sesungguhnya sebenar-benar perkataan adalah Kitabullah, dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam, dan sejelek-jelek perkara adalah yang diada-adakan, dan setiap yang diada-adakan adalah bid'ah, dan setiap bid'ah adalah sesat, dan setiap kesesatan ada di neraka."


"Pembahasan Ringkas KITAB RIYADHUSH SHALIHIN"


65. Bab Mengingat Mati dan Memendekkan Angan-angan.


Allah 'Aza wa Jalla berfirman:


"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan kedalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan."
(QS. Ali-Imran: 185).


Dalam ayat ini diterangkan janji bagi orang-orang yang membenarkan (Allah dan Rasul-Nya) dan bertakwa, serta ancaman bagi orang-orang yang mendustakan (Allah dan Rasul-Nya) dan orang-orang yang durhaka. Juga bahwa orang yang beruntung ialah orang yang diselamatkan dari neraka dan dimasukkan kedalam surga, dan orang yang tertipu dengan dunia maka ia adalah orang yang terpedaya dan merugi.


Allah 'Aza wa Jalla berfirman:


"Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati."
(QS. Luqman: 34).


Qatadah berkata, "Ada beberapa perkara yang Allah (berhak) memonopolinya, sehingga malaikat yang terdekat (kepada Allah) maupun nabi yang diutus tidak dapat mengetahuinya. 'Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari Kiamat,' sehingga tidak satu pun manusia mengetahui kapan terjadinya hari kiamat, pada tahun berapa atau pada bulan apa. 'Dan Dia-lah yang menurunkan hujan,' sehingga tidak seorang pun mengetahui kapan hujan akan turun; apakah malam atau siang.


'Dan mengetahui apa yang ada dalam rahim,' laki-laki atau perempuan, merah atau hitam, serta siapakah ia. 'Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok,' baik ataukah buruk. Dan kamu, wahai anak Adam, tidak mengetahui kapan kamu akan mati. Bisa jadi esok kamu mati, dan bisa jadi pula esok kamu tertimpa bencana. 'Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati,' yakni tidak satu pun manusia mengetahui di bumi bagian manakah tempat kematiannya; di laut, di daratan, di tanah datar, ataukah di gunung'."


Ath-Thabrani meriwayatkan dari Usamah bin Zaid ia berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:


"Tidaklah Allah menjadikan kematian seorang hamba di bumi, melainkan Allah menjadikan juga untuknya kebutuhan terhadap bumi."


A'sya Hamdan berkata:


Tidaklah ia berbekal dari apa-apa yang ia kumpulkan
Selain balsam, sebidang tanah dan secarik kain
Tanpa wewangian batang kayu yang membuatnya beruban
Katakan itu kepada yang menambah bekal orang yang dilepaskan
jangan putus asa atas sesuatu karena setiap pemuda itu
Dapat berjalan cepat menuju harapannya.
Setiap yang menyangka bahwa kematian tidak menimpa dirinya
Ia telah terkena penyakit dari penyakit-penyakit kebodohan
Di negeri manapun ditetapkan harapannya
Ia akan mengejarnya secara sukarela penuh nafsu.


Allah 'Aza wa Jalla berfirman:


"Maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya."
(QS. Al-A'raf: 34).


Maksudnya adalah, jika telah tiba ajal mereka, mereka tidak dapat mengundurkannya maupun memajukannya.


Allah 'Aza wa Jalla berfirman:


"Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi. Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata, 'Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang salih?' Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan."
(QS. Al-Munafiqun: 9-11).


Ayat-ayat tersebut menerangkan tentang larangan menyibukkan diri dengan harta dan anak hingga lalai dari menaati Allah 'Aza wa Jalla. Juga tentang perintah berinfaq sebelum datang kematian, serta anjuran untuk bersegera melaksanakan amal salih dan bertaubat sebelum ajal tiba.


Alllah 'Aza wa Jalla berfirman, "(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, 'Ya Rabbku, kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang salih terhadap yang telah aku tinggalkan.' Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan. Apabila sangkakala ditiup maka tidaklah ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu, dan tidak ada pula mereka saling bertanya. Barangsiapa yang berat timbangan (kebaikannya)nya, maka mereka itulah orang-orang yang dapat keberuntungan. Dan barangsiapa yang ringan timbangannya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahannam. Muka mereka dibakar api neraka, dan mereka di dalam neraka itu dalam keadaan cacat. Bukankah ayat-ayat-Ku telah dibacakan kepadamu sekalian, tetapi kamu selalu mendustakannya? Mereka berkata, 'Ya Rabb kami, kami telah dikuasai oleh kejahatan kami, dan adalah kami orang-orang yang sesat. Ya Rabb-kami, keluarkanlah kami darinya (dan kembalikanlah kami ke dunia), maka jika kami kembali (juga kepada kekafiran), sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim'."


Allah 'Aza wa Jalla berfirman, "Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kamu berbicara dengan Aku. Sesungguhnya, ada segolongan dari hamba-hamba-Ku berdoa'a (di dunia), 'Ya Rabb kami, kami telah beriman, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkau adalah pemberi rahmat yang paling baik! Lalu kamu menjadikan mereka buah ejekan, sehingga (kesibukan) kamu mengejek mereka, menjadikan kamu lupa mengingat Aku, dan adalah kamu selalu menertawakan mereka. Sesungguhnya Aku memberi balasan kepada mereka di hari ini, karena kesabaran mereka; Sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang menang." Allah bertanya, "Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?" Mereka menjawab, "Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung." Allah berfirman, "Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui." Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?"
(QS. Al-Mukminun: 99-115).


Firman Allah 'Aza wa Jalla: '(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, "Ya Rabbku kembalikanlah aku (ke dunia),' maksudnya adalah kembalikanlah aku kedunia. 'Agar aku berbuat amal yang salih terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak,' penolakan terhadap permintaan kembali (ke dunia) dan menunjukkan kemustahilannya. 'Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja,' itu pasti, dan sekiranya mereka dikembalikan ke dunia, tentulah mereka kembali kepada apa yang mereka telah dilarang mengerjakannya.


'Ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan. Apabila sangkakala ditiup', Ia adalah masa yang di dalamnya Israfil meniupkan sangkakala kebangkitan. 'Maka tidaklah ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu,' maksudnya tidaklah bermanfaat. 'Dan tidak ada pula mereka saling bertanya,' maksudnya seorang kerabat tidak akan menanyai (meminta) kerabatnya, bahkan ia senang menghapuskan hak dirinya walaupun atas anaknya sendiri.


'Barangsiapa yang berat timbangan (kebaikan)nya,' maksudnya ialah timbangan amalan-amalan (kebaikannya). 'Maka mereka itulah orang-orang yang dapat keberuntungan,' yaitu orang-orang beruntung yang mendapatkan keselamatan dan derajat. 'Dan Barangsiapa yang ringan timbangannya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahannam. Muka mereka dibakar api neraka, dan mereka di dalam neraka itu dalam keadaan cacat,' yakni bermuka masam, dan mereka adalah orang-orang kafir. 'Bukanlah ayat-ayat-Ku telah dibacakan kepadamu sekalian, tetapi kamu selalu mendustakannya?' Adapun orang-orang Islam yang ringan timbangan amalan-amalan kebaikannya, ia berada di bawah kehendak Allah. Jika menghendaki, Dia akan mengampuninya atau mengazabnya sesuai dengan dosa-dosanya. Namun, tempat kembalinya sesudah itu ialah di surga.


'Mereka berkata,' yaitu orang-orang kafir. 'Ya Rabb kami, kami telah dikuasai oleh kejahatan kami, dan adalah kami orang-orang yang sesat. Ya Rabb kami, keluarkanlah kami daripadanya (dan kembalikanlah kami ke dunia), maka jika kami kembali (juga kepada kekafiran), sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim. Allah berfirman, 'Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kamu berbicara dengan-Ku. Sesungguhnya, ada segolongan dari hamba-hamba-Ku berdo'a (di dunia), 'Ya Rabb kami, kami telah beriman, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkau adalah pemberi rahmat yang paling baik. Lalu kamu menjadikan mereka buah ejekan, sehingga (kesibukannya) kamu mengejek mereka, menjadikan kamu lupa mengingat Aku, dan adalah kamu selalu mentertawakan mereka. Sesungguhnya Aku memberi balasan kepada mereka di hari ini, karena kesabaran mereka; Sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang menang.' Allah bertanya, 'Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?' Mereka menjawab, 'Kami tinggal (di bumi) sehari."


Mereka lupa berapa lama mereka tinggal di dunia karena dahsyatnya azab yang ada di hadapan mereka. Ada juga yang berpendapat, bahwa maksudnya adalah pertanyaan tentang masa lamanya mereka tinggal di dalam kubur karena mereka mengingkari hari kebangkitan. Sehingga tatkala mereka bangkit dari kubur, ditanyakanlah kepada mereka, 'Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?' Mereka menjawab, 'Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung.' Yaitu mereka adalah malaikat.


"Allah berfirman, 'Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja'," maksudnya kamu tidak tinggal di dalamnya kecuali dalam masa yang hanya sebentar. 'Kalau kamu sesungguhnya mengetahui,' yakni ketika kami lebih mengutamakan yang fana atas sesuatu yang kekal. 'Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja),' yakni secara main-main dan sia-sia. 'Dan bahwa kamu tidak akan dikembailkan kepada kami,' yakni di akhirat untuk diberi balasan.


'Maka Maha Tinggi Allah, raja yang sebenarnya,' yakni Maha Suci Dia dari menciptakan sesuatu secara main-main tanpa hikmah. Karena Dia-lah Raja yang sebenarnya, dan Maha Suci dari semua itu. 'Tidak ada Ilah yang berhak diibadahi selain Dia, Rabb (yang mempunyai) 'Arsy yang mulia.'


Allah 'Aza wa Jalla berfirman:


"Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al-Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik."
(QS. Al-Hadid: 16).
Ayat-ayat yang berkaitan dengan bab ini sangat banyak dan telah diketahui.


'Belumkah datang waktunya,' belumkah tiba waktunya bagi orang-orang yang beriman. 'Untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka),' yakni menjadi lembut ketika berdzikir, mendengar nasihat, dan mendengar Al-Qur'an, sehingga ia memahaminya dan tunduk kepada-Nya.


Ibnu Abbas berkata, "Sesungguhnya Allah menganggap lambat orang-orang beriman sehingga Dia mencela mereka pada permulaan tiga belas dari turunnya Al-Qur'an."


Diriwayatkan dari Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bahwasanya beliau bersabda, "Sesungguhnya hal pertama yang diangkat dari manusia adalah kekhusyukan."


Ibnu Mas'ud berkata, "Sesungguhnya Bani Israil, tatkala berlalu masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras, mereka menciptakan sebuah kitab sendiri, yang telah disesatkan oleh hati mereka dan dianggap halal oleh lidah mereka. Dan kebenaran menghalangi antara mereka dan kebanyakan nafsu mereka. Sehingga mereka berkata, 'Kemarilah! Kita seru Bani Israil kepada kitab-kitab ini. Barangsiapa yang mengikuti kita dengan berpedoman kepada kitab ini, maka kita biarkan ia. Dan barangsiapa yang enggan mengikuti kita, maka kita bunuh ia.' Lantas mereka pun melakukan hal itu."


Diriwayatkan juga dari Ibnul Mubarrak, bahwa ketika ia masih kanak-kanak, ia pernah menggerak-gerakkan dahan kayu untuk memukul. Tiba-tiba ketika diucapkan ayat ini, Ibnul Mubarrak pun bertobat dan mematahkan dahan kayu itu. Dan datanglah kepadanya taufik serta kekhusyukkan.


'Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik', yakni mereka keluar dari ketaatan kepada Allah.


Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda:


"Sungguh kalian akan mengikuti tradisi (jalan) orang-orang sebelum kalian."


1/574.
Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam pernah memegang pundakku seraya bersabda, "Jadilah kamu di dunia ini seakan-akan orang asing atau seorang pengembara." Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma juga berkata, "Jika kamu berada di waktu sore, janganlah kamu menunggu datangnya waktu pagi, dan jika kamu berada di waktu pagi, janganlah menunggu datangnya waktu sore. Pergunakanlah waktu sehatmu sebelum sakitmu dan hidupmu sebelum matimu."
[HR. Al-Bukhari].
[Shahih: Al-Bukhari (6416); At-Tirmidzi (2334)].


Penjelasan hadits:


Di dunia, manusia adalah orang asing dan tempat tinggalnya yang hakiki ialah surga. Dari surgalah diturunkannya 'kedua orang tua (Adam dan Hawa)' kita yang pertama kali. Namun, kepada surga jua-lah tempat kembali kita, insya Allah, dengan karunia dan rahmat Allah.


Di dunia, manusia adalah pengembara dengan amalan-amalan salih dan meninggalkan amalan-amalan keburukan. Seorang pengembara tidak akan mengambil harta benda kecuali sebatas tuntutan kebutuhannya. Dunia adalah negeri persinggahan, sedang akhirat adalah negeri tempat tinggal yang kekal. Karena itu, carilah perbekalan dari tempat persinggahan kalian untuk menuju tempat tinggal kalian yang kekal. Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.
Pensyarah, Muhammad bin Allan rahimahullah berkata:


Jika kamu di sore hari maka awalilah dengan keberuntungan
Jangan kamu remehkan ia dengan menunggu waktu pagi
Bertobatlah dari dosa-dosamu, sebab berapa banyak manusia
Yang mati padahal di malam harinya dalam keadaan sehat


2/575.
Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma juga meriwayatkan bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Tidak ada hak bagi seorang muslim yang memiliki sesuatu yang bisa diwasiatkan untuk bermalam selama dua malam kecuali wasiatnya tersebut sudah ditulis di sisinya."
[Muttafaqun 'alaih, dan ini adalah lafal Al-Bukhari].
[Shahih: Al-Bukhari (2738); Muslim (1627)].


Sedangkan dalam riwayat Muslim, "Bermalam selama tiga malam." Lalu Ibnu Umar mengatakan, "Tidak berlalu dariku satu malam pun semenjak mendengar sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam tersebut, melainkan di sisiku sudah ada surat wasiatku."


Penjelasan hadits:


Hadits ini menerangkan tentang disunnahkannya memberikan wasiat dan menulisnya. Jika seseorang memiliki tanggungan utang atau amanah maka ia wajib menulisnya.
Hadits ini juga menerangkan bahwa tidak sepantasnya bagi seorang muslim lalai dari kematian dan bersiap menghadapinya.


3//576.
Dari Anas radhiyallahu 'anhu berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam membuat sebuah garis, lalu bersabda, "Ini (angan-angan) manusia dan ini adalah ajalnya. Tatkala ia seperti itu (dalam angan-angannya), tiba-tiba datanglah garis yang paling dekat (ajalnya)."
[HR. Al-Bukhari].
[Shahih: Al-Bukhari (6418); At-Tirmidzi (2335)].


4/577.
Dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu berkata, "Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam pernah membuat sebuah garis persegi empat dan membuat garis di tengah di persegi empat tersebut hingga sedikit keluar darinya. Juga membuat beberapa garis kecil pada sisi garis tengah dari tengah garis tersebut. Kemudian beliau Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Ini adalah manusia dan ini adalah ajalnya yang telah mengelilinginya dan garis yang sedikit keluar ini adalah angan-angannya. Sedangkan garis-garis kecil ini adalah rintangan-rintangan. Apabila ia luput dari (garis) ini, maka ia akan digigit (garis) ini. Dan apabila ia luput dari (garis) ini, ia akan digigit (garis yang ini)'."
[HR. Al-Bukhari].
[Shahih: Al-Bukhari (6417); At-Tirmidzi (2456)].


Penjelasan hadits:


1. Banyak penggambaran (ilustrasi). Dan, yang mendekati (kebenaran) ialah sebagai berikut: garis tengah ialah manusia; garis berbentuk persegi empat ialah ajal; garis kecil-kecil ialah rintangan-rintangan yang menghadang manusia; dan garis yang keluar dari persegi empat ialah angan-angannya.

2. Anjuran untuk memperpendek angan-angan dan mempersiapkan diri menghadapi ajal yang datangnya tiba-tiba.


5/578.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu meriwayatkan bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Segeralah beramal sebelum datangnya tujuh perkara; tidaklah kalian menunggu kecuali kefakiran yang membuat lupa, kekayaan yang membuat melampaui batas, penyakit yang merusak, masa tua yang menguruskan, kematian yang mendadak, atau Dajjal, seburuk-buruk perkara gaib yang dinanti-nanti, atau kiamat dan kiamat itu sangat membinasakan dan sangat pahit."
[HR. Tirmidzi dan ia berkata, "Hadits hasan"].
[Dha'if: At-Tirmidzi (2307); Didha'ifkan oleh Syaikh Al-Bani dalam kitab Adh-Dha'ifah (166), dan kitab Dha'if Al-Jami' (2314)].


Penjelasan hadits:


Dalam hadits ini terdapat perintah untuk bersegera melaksanakan amal salih sebelum menjumpai salah satu dari bencana-bencana yang bisa menjadikan manusia bingung dari menjalankan berbagai macam ibadah.


6/579.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu juga berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Perbanyaklah mengingat si pemutus segala kenikmatan." Yakni kematian.
[HR. Tirmidzi, dan ia berkata, "Hadits hasan"].
[Hasan: At-Tirmidzi (2307); Ibnu Majah (4258). Dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam kitab Al-Irwa' (682) dan kitab Shahih Al-Jami' (1210)].


Kosakata asing:


(Hadzimil ladzdzat dengan huruf dzal) artinya pemutusnya. Diriwayatkan juga ia dengan huruf dal (Hadimil ladzdzat) yang berarti mencabutnya dari akarnya.


Penjelasan hadits:


Dalam sebuah hadits marfu' dari Anas disebutkan, "Perbanyaklah mengingat pemutus segala kenikmatan. Sebab, tidaklah seseorang selalu mengingatnya di dalam kehidupannya yang sempit kecuali kehidupan itu akan diluaskan baginya, dan jika ia tidak mengingatnya dalam keadaan lapang maka akan disempitkan kelapangan itu baginya."


7/580.
Dari Ubay bin Ka'ab bahwa apabila dua pertiga malam telah berlalu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam pun bangun lalu bersabda, "Wahai segenap manusia, ingatlah Allah. Tiupan pertama datang dan diikuti oleh tiupan kedua. Kematian datang dengan apa yang ada padanya." Aku berkata, "Wahai Rasulullah, aku banyak bershalawat untukmu, maka seberapa banyak aku jadikan shalawatku untukmu?" Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam menjawab, "Sekehendakmu." Aku bertanya, "Seperempat?" Rasulullah menjawab, "Sekehendakmu, tapi jika kamu tambah lagi maka lebih baik bagimu." Aku bertanya, "Setengah?" Beliau menjawab, "Sekehendakmu, tapi jika kamu tambah lagi maka lebih baik bagimu." Aku bertanya, "Dua pertiga?" Beliau menjawab, "Sekehendakmu, tapi jika kamu tambah lagi maka lebih baik bagimu." Aku pun berkata, "Aku jadikan untukmu seluruh shalawatku". Beliau bersabda, "Jika demikian, dukamu akan dicukupkan dan dosamu diampuni."
[HR. Tirmidzi, dan ia berkata, "Hadits hasan."].
[Hasan: Ahmad (5/136); At-Tirmidzi (2459). Dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam kitab Shahih At-Tirmidzi (1999)].


Kosakata asing:


(Ar-Rajifah) ialah tiupan pertama.
(Ar-Radifah) ialah tiupan kedua.


Penjelasan hadits:


Allah 'Aza wa Jalla berfirman:


"Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing)."
(QS. Az-Zumar: 68).


Sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, 'Kematian datang dengan segala apa yang ada di dalamnya', maksudnya adalah segala bentuk ketakutan saat sakaratul maut dan saat di alam kubur.


Hadits ini menerangkan tentang bolehnya seseorang menyebut-nyebut amal salihnya untuk suatu tujuan seperti meminta fatwa dan yang semisal dengannya.



Wa Allahu Ta'ala a'lam.
Wassalamu'alaykum wa rahmatullah wa barakatuh.


Sumber:

Kitab 'RIYADHUSH SHALIHIN' - Imam An-Nawawi Rahimahullaahu Ta'ala.
Syarah: Syaikh Faishal Alu Mubarak.
Takrij: Syaikh Nasiruddin Al-Albani.
Alih bahasa: Tim Penterjemah UMMUL QURA.
Penerbit: Ummul Qura - Jkt.