AHLAN WA SAHLAN YA IKHWAH...
Sedikit kata untuk kita renungkan bersama...

Selasa, 15 Desember 2015

KITAB RIYADHUSH SHALIHIN, Bab Larangan Lelaki Menyerupai Wanita dan Wanita Menyerupai Lelaki dalam Hal Pakaian, Tingkah Laku, dan Lainnya

Bismillaahir rahmaanir rahiim
Assalamu'alaykum wa rahmatullaah wa barakaatuh.


"Innal hamdalillaah nahmaduhu wanasta'iinuhu wanastaghfiruhu wana'uzdubillaahi minsyururi anfusinaa wasayyaati 'amaalinaa mayyahdihillaah falaa mudhillalah wamayyudlil falaa hadiyalah."


"Asyhadu alaa ilaha illallaah wa asyhadu anna muhammadan 'abduhu warasuuluh laa nabiy ya ba'da."


"Segala puji hanya milik Allah 'Aza wa Jalla, kita memuji-Nya, kita memohon pertolongan kepada-Nya, kita memohon ampun kepada-Nya, dan kita berlindung kepada-Nya dari kejelekan-kejelekan diri kita dan kejelekan amal perbuatan kita. Barangsiapa yang diberi hidayah oleh Allah 'Aza wa Jalla maka tidak ada seorangpun yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang disesatkan oleh Allah 'Aza wa Jalla maka tidak seorangpun yang dapat memberi hidayah kepadanya."


"Aku bersaksi bahwa tidak ada yang patut disembah dengan haq (benar) kecuali Allah 'Aza wa Jalla saja, dan tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya. Dan tidak ada Nabi setelahnya"


Qola Ta'ala fii Kitabul Karim: "Yaa ayyuhal ladziina aamanu taqullaaha haqqo tuqootih walaa tamuutunna illaa wa antum muslimun."


Allah Ta'ala berfirman: "Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa kepada-Nya, dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan beragama Islam."
(QS. Ali Imran: 102).


Wa qola Ta'ala: "Yaa ayyuhan naasuttaquu robbakumul ladzii kholaqokum min nafsi wa hidah wa kholaqo minhaa dzaujaha wa batstsa minhuma rijaalan katsiiran wanisaa a wattaqullaah alladzii tasaa aluunabihi wal arhaama innallaaha kaana 'alaikum roqiibaa."


Dan AllahTa'ala berfirman: "Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Robb kalian yang telah menciptakan kalian dari diri yang satu, daripadanya Allah menciptakan istrinya dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan nama-Nya) kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kalian."
(QS. An Nisaa: 1).


Wa qola Ta'ala: "Yaa ayyuha lladziina aamanut taqullaah waquuluu qaulan sadiida yushlih lakum a'maalakum wa yaghfir lakum dzunuubakum wamayyuti 'illaah wa rasullahuu waqod faaza fauzan 'adzhiima."


Dan Allah Ta'ala berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kalian kepada Allah dan katakanlah dengan perkataan yang benar, niscaya Allah akan memperbaiki bagi kalian amal-amal kalian dan mengampuni bagi kalian dosa-dosa kalian. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar."
(QS. Al Ahzab: 70-71).


Amma ba'du, "Fa inna ashdaqol hadiitsi kitaabullaah wa khairal hadi hadi muhammadin shallallaahu 'alaihi wasallam wasyarril umuuri muhdatsaa tuhaa wakulla muhdatsa tin bid'ah wakulla bid'atin dholaalah wakulla dholaalatin fiinnar."


Amma ba'du: "Sesungguhnya sebenar-benar perkataan adalah Kitabullah, dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam, dan sejelek-jelek perkara adalah yang diada-adakan, dan setiap yang diada-adakan, dan setiap yang diada-adakan adalah bid'ah, dan setiap bid'ah adalah sesat, dan setiap kesesatan ada di neraka."


"Pembahasan KITAB RIYADHUSH SHALIHIN"


292. Bab Larangan Lelaki Menyerupai Wanita dan Wanita Menyerupai Lelaki Dalam Hal Pakaian, Tingkah Laku, dan Lainnya.


1/1631.
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma, ia berkata, "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam melaknat lelaki-lelaki yang meniru perempuan, dan perempuan-perempuan yang meniru lelaki."


Riwayat lain menyebutkan, "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam melaknat lelaki-lelaki yang menyerupai wanita dan wanita-wanita yang menyerupai lelaki."
[HR. Al-Bukhari].
[Shahih: Al-Bukhari (5885); Abu Dawud (4930); Tirmidzi (2785)].


Kosakata asing:


(Al-Mukhannatsin): Lelaki yang wataknya seperti wanita dalam tingkah laku dan tutur kata.


Penjelasan hadits:


Jika keadaan seperti itu adalah bawaan sejak lahir, maka tidaklah mengapa, namun ia tetap berusaha sebisa mungkin untuk menghilangkan kebiasaan tersebut. Jika ia terus menerus seperti itu tanpa berusaha untuk menghilangkannya, maka ia tercela. Dan jika perilaku dan kebiasaan tersebut disengaja dan dibuat-buat, maka ia tercela.


Ibnu Hubaib menjelaskan, "Mukhannats adalah lelaki yang menyerupai wanita (banci) meski ia tidak melakukan tindakan keji. Kata ini berasal dari akar kata takassur yang berarti berjalan dengan lembut dan lain sebagainya."


Perkataan perawi, "Lelaki-lelaki yang menyerupai wanita dan wanita-wanita yang menyerupai lelaki."


Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata, "Al-Qurthubi berkata, 'Artinya, lelaki tidak boleh menyerupai wanita dalam hal pakaian dan hiasan yang khusus bagi kaum wanita. Juga sebaliknya.'
Ibnu Abi Hamzah berkata, 'Tekstual lafal hadits melarang menyerupai dalam segala hal. Namun melalui dalil-dalil lain diketahui, bahwa yang dimaksud menyerupai adalah dalam hal pakaian, sifat-sifat tertentu, tingkah laku dan lain sebagainya, kecuali menyerupai hal-hal baik.'
Laknat dalam hadits ini menunjukkan, bahwa semua yang disebutkan termasuk dosa besar. Dan hikmahnya adalah karena perbuatan ini mengubah salah satu jenis dari sifat yang sudah dibuat oleh Allah 'Aza wa Jalla, seperti yang diisyaratkan Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam terkait laknat untuk wanita-wanita yang menyambung rambut, 'Wanita-wanita yang mengubah ciptaan Allah'."
Demikian penjelasan Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah secara ringkas.


2/1632.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata, "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam melarang lelaki mengenakan pakaian wanita dan wanita mengenakan pakaian lelaki."
[HR. Abu Dawud dengan sanad yang shahih].
[Shahih: Abu Dawud (4098) dan sanadnya shahih].


Penjelasan hadits:


1. Ancaman keras bagi lelaki yang mengenakan pakaian wanita untuk menyerupai wanita.

2. Ancaman keras bagi wanita yang mengenakan pakaian laki-laki untuk menyerupai laki-laki.


3/1633.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata, "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Ada dua golongan penduduk neraka yang keduanya belum pernah aku melihatnya. (1) Kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi, yang dipergunakannya untuk memukul orang. (2) Wanita-wanita yang berpakaian, tetapi sama seperti bertelanjang, berjalan dengan berlenggak-lenggok, mudah dirayu atau suka merayu, rambut mereka bagaikan punuk unta. Wanita-wanita tersebut tidak dapat masuk surga, bahkan tidak dapat mencium bau surga. Padahal bau surga dapat tercium dari jarak sekian dan sekian'."
[HR. Muslim].
[Shahih: Muslim (2128)].


Kosakata asing:


(Kasiyatun 'ariyatun) yaitu, mengenakan nikmat Allah 'Aza wa Jalla, tapi tidak mensyukurinya.
Pendapat lain menyatakan, maknanya adalah wanita yang menutupi sebagian tubuh dan membuka sebagian yang lain untuk memperlihatkan kecantikan tubuh dan kemolekannya.
Pendapat lain mengatakan, wanita yang mengenakan pakaian tipis yang memperlihatkan warna kulit tubuh.
(Ma ilatun) menurut salah satu pendapat, artinya condong menjauhi ketaatan kepada Allah 'Aza wa Jalla dan apa pun yang diharuskan untuk mereka jaga.
Pendapat lain mengatakan, wanita-wanita yang menyisir rambut seperti model rambut pelacur.
(Mumiilatun) yaitu mengajari wanita lain untuk melakukan perbuatan tercela seperti yang mereka lakukan.
Pendapat lain menyebutkan, wanita-wanita yang berjalan dengan sombong dengan memiringkan pundak.
Pendapat lainnya mengatakan, menyisir rambut wanita-wanita lain dengan model yang sama.
(Ruwusuhunnaka asnimati bukhti) yaitu mereka membesarkan rambut dengan melilitkan surban, kain, dan semacamnya.


Penjelasan hadits:


Sabda beliau Shallallahu 'alaihi wasallam, "Kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi, yang dipergunakannya untuk memukul orang," yaitu memukuli manusia secara zalim.


"Dan kaum perempuan yang mengenakan pakaian (namun seperti) telanjang," yaitu menutupi sebagian badan dan menyingkap sebagian lainnya.


"Berjalan melenggak-lenggok dan berlagak," yaitu menyerupai lelaki yang sombong.


Imam An-Nawawi rahimahullah berkata, "Hadits ini termasuk salah satu mukjizat nubuwah. Kedua golongan ini sudah ada, keduanya ada di zaman sekarang."


Al-Qadhi Iyadh menjelaskan, "Berjalan melenggak-lenggok dan berlagak," yaitu condong kepada kaum lelaki, berlagak dengan perhiasan yang mereka tampakkan.


Wallahu Ta'ala a'lam.
Wassalamu'alaykum wa rahmatullah wa barakatuh.


Sumber:

Kitab 'RIYADHUSH SHALIHIN' - Imam An-Nawawi.
Syarah: Syaikh Faishal Alu Mubarak.
Takrij: Syaikh Nasiruddin Al-Albani.
Alih bahasa: Tim Penterjemah UMMUL QURA.

Penerbit: Ummul Qura - Jkt.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar