AHLAN WA SAHLAN YA IKHWAH...
Sedikit kata untuk kita renungkan bersama...

Senin, 14 Desember 2015

KITAB RIYADHUSH SHALIHIN, Bab Keutamaan Bershalawat untuk Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam

Bismillaahir rahmaanir rahiim
Assalamu'alaykum wa rahmatullaah wa barakaatuh.


"Innal hamdalillaah nahmaduhu wanasta'iinuhu wanastaghfiruhu wana'uzdubillaahi minsyururi anfusinaa wasayyaati 'amaalinaa mayyahdihillaah falaa mudhillalah wamayyudlil falaa hadiyalah."


"Asyhadu alaa ilaha illallaah wa asyhadu anna muhammadan 'abduhu warasuuluh laa nabiy ya ba'da."


"Segala puji hanya milik Allah 'Aza wa Jalla, kita memuji-Nya, kita memohon pertolongan kepada-Nya, kita memohon ampun kepada-Nya, dan kita berlindung kepada-Nya dari kejelekan-kejelekan diri kita dan kejelekan amal perbuatan kita. Barangsiapa yang diberi hidayah oleh Allah 'Aza wa Jalla maka tidak ada seorangpun yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang disesatkan oleh Allah 'Aza wa Jalla maka tidak seorangpun yang dapat memberi hidayah kepadanya."


"Aku bersaksi bahwa tidak ada yang patut disembah dengan haq (benar) kecuali Allah 'Aza wa Jalla saja, dan tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya. Dan tidak ada Nabi setelahnya"


Qola Ta'ala fii Kitabul Karim: "Yaa ayyuhal ladziina aamanu taqullaaha haqqo tuqootih walaa tamuutunna illaa wa antum muslimun."


Allah Ta'ala berfirman: "Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa kepada-Nya, dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan beragama Islam."
(QS. Ali Imran: 102).


Wa qola Ta'ala: "Yaa ayyuhan naasuttaquu robbakumul ladzii kholaqokum min nafsi wa hidah wa kholaqo minhaa dzaujaha wa batstsa minhuma rijaalan katsiiran wanisaa a wattaqullaah alladzii tasaa aluunabihi wal arhaama innallaaha kaana 'alaikum roqiibaa."


Dan AllahTa'ala berfirman: "Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Robb kalian yang telah menciptakan kalian dari diri yang satu, daripadanya Allah menciptakan istrinya dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan nama-Nya) kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kalian."
(QS. An Nisaa: 1).


Wa qola Ta'ala: "Yaa ayyuha lladziina aamanut taqullaah waquuluu qaulan sadiida yushlih lakum a'maalakum wa yaghfir lakum dzunuubakum wamayyuti 'illaah wa rasullahuu waqod faaza fauzan 'adzhiima."


Dan Allah Ta'ala berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kalian kepada Allah dan katakanlah dengan perkataan yang benar, niscaya Allah akan memperbaiki bagi kalian amal-amal kalian dan mengampuni bagi kalian dosa-dosa kalian. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar."
(QS. Al Ahzab: 70-71).


Amma ba'du, "Fa inna ashdaqol hadiitsi kitaabullaah wa khairal hadi hadi muhammadin shallallaahu 'alaihi wasallam wasyarril umuuri muhdatsaa tuhaa wakulla muhdatsa tin bid'ah wakulla bid'atin dholaalah wakulla dholaalatin fiinnar."


Amma ba'du: "Sesungguhnya sebenar-benar perkataan adalah Kitabullah, dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam, dan sejelek-jelek perkara adalah yang diada-adakan, dan setiap yang diada-adakan, dan setiap yang diada-adakan adalah bid'ah, dan setiap bid'ah adalah sesat, dan setiap kesesatan ada di neraka."


"Pembahasan KITAB RIYADHUSH SHALIHIN"


243. Bab Keutamaan Bershalawat untuk Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam.


Allah 'Aza wa Jalla berfirman:


"Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya."
(QS. Al-Ahzab: 56).


Allah 'Aza wa Jalla memerintahkan setiap orang Mukmin untuk membaca do'a rahmat dan kesejahteraan untuk Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, dan sebelumnya Ia 'Aza wa Jalla mengabarkan tentang diri-Nya dan para malaikat-Nya, bahwa mereka senantiasa mengucapkan do'a rahmat dan sejahtera untuk beliau Shallallahu 'alaihi wasallam.


Abu Aliyah berkata, "Shalawat Allah adalah pujian yang Ia 'Aza wa Jalla berikan kepada beliau Shallallahu 'alaihi wasallam di hadapan para malaikat, dan shalawat para malaikat adalah do'a."


Ibnu Abbas menjelaskan; 'Yushallun' artinya memberkahi.


Diriwayatkan dari Sufyan Ats-Tsauri dan sejumlah ahlul ilmi, mereka menyatakan, "Shalawat Rabb adalah rahmat dan shalawat para malaikat adalah permohonan ampun."


Ibnu Katsir menafsirkan, "Maksud ayat ini adalah Allah memberitahukan kedudukan hamba dan nabi-Nya diantara al-mala'al- radhiyallahu 'anhu'la (golongan tertinggi) kepada hamba-hamba-Nya, bahwa Dia 'Aza wa Jalla memuji beliau Shallallahu 'alaihi wasallam di hadapan para malaikat-Nya yang didekatkan, dan para malaikat berdo'a untuk beliau Shallallahu 'alaihi wasallam."


Selanjutnya, Allah 'Aza wa Jalla memerintahkan para penghuni alam bawah untuk mendo'akan rahmat dan kesejahteraan untuk beliau Shallallahu 'alaihi wasallam, agar pujian dari penghuni dua alam (alam atas dan alam bawah) menyatu.


1/1397.
Dari Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallahu 'anhuma, ia mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Siapa yang bershalawat satu kali untukku, maka Allah bershalawat (mengampuni) untuknya."
[HR. Muslim].
[Shahih: Muslim (384); Abu Dawud (1530); At-Tirmidzi (485); dan An-Nasa'i (3/50)].


Penjelasan hadits:


Hadits ini juga diriwayatkan Ahmad dari Abu Musa dengan lafal: "Siapa yang bershalawat satu kali untukku, Allah memberinya sepuluh rahmat, sepuluh kesalahannya digugurkan, dan sepuluh derajat diangkat untuknya."


2/1398.
Dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Manusia yang paling dekat dan paling berhak (mendapat syafaatku) pada hari kiamat adalah yang paling banyak membaca shalawat untukku."
[HR. At-Tirmidzi. Ia berkata, "Hadits ini hasan"].
[Dha'if: At-Tirmidzi (484). Didhaifkan oleh Syaikh Al-Albani].


Penjelasan hadits:


Sabda beliau, "Manusia yang paling dekat dan paling berhak (mendapatkan syafaatku)," yaitu umat beliau Shallallahu 'alaihi wasallam yang paling dekat dengan beliau dan yang paling berhak mendapatkan syafaat beliau pada hari kiamat adalah yang paling banyak membaca shalawat untuk beliau Shallallahu 'alaihi wasallam.


3/1399.
Dari Aus bin Aus radhiyallahu 'anhu, ia berkata, "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Sungguh, di antara hari kalian yang terbaik adalah hari Jum'at, maka banyak-banyaklah membaca shalawat untukku pada hari itu, karena shalawat kalian diperlihatkan kepadaku.' Mereka (para shahabat) berkata, 'Wahai Rasulullah, bagaimana shalawat kami diperlihatkan kepadamu sementara (jasad) engkau telah hancur luluh?' Beliau bersabda, 'Sungguh, Allah mengharamkan bumi memakan jasad para nabi'."
[HR. Abu Dawud dengan sanad shahih].
[Shahih: Ahmad (4/8); Abu Dawud (1047). Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani di dalam Shahih Abi Dawud].


Penjelasan hadits:


Hadits ini menganjurkan banyak-banyak membaca shalawat untuk Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam pada hari Jum'at.


4//1400.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata, "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Rugilah orang yang namaku disebut di dekatnya, lalu ia tidak membaca shalawat untukku'."
[HR. At-Tirmidzi. Ia berkata, "Hadits ini hasan"].
[Shahih: At-Tirmidzi (3545). Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani di dalam Shahih At-Tirmidzi (2810)].


Penjelasan hadits:


Hadits ini berisi anjuran untuk membaca shalawat untuk Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam saat nama beliau disebut, dan celaan bagi orang yang tidak bershalawat untuk beliau saat nama beliau disebut didekatnya.


5/1401.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata, "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Janganlah kalian menjadikan rumah-rumah kalian kuburan, dan janganlah kalian menjadikan kuburku sebagai perayaan, dan bershalawatlah untukku, karena shalawat kalian sampai kepadaku di manapun kalian berada'."
[HR. Abu Dawud dengan sanad shahih].
[Shahih: Ahmad (2/367); dan Abu Dawud (2042). Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani di dalam Shahih Al-Jami' (7226)].


Penjelasan hadits:


Bagian awal hadits ini, "Janganlah kalian menjadikan rumah-rumah kalian kuburan," yaitu jangan kalian membiarkannya tanpa dijadikan tempat shalat sehingga menjadi seperti kuburan. Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam melaksanakan ibadah dirumah, beliau melarang melakukan ibadah dikuburan, tidak seperti yang dilakukan orang-orang musyrik dari kalangan Nasrani dan orang-orang seperti mereka di antara umat ini.


Sabda beliau, "Janganlah kalian menjadikan kuburku sebagai perayaan," perayaan adalah sesuatu yang terus berulang dan dikunjungi, baik itu terkait waktu ataupun tempat.


Sabda beliau, "Dan bershalawatlah untukku, karena shalawat kalian sampai kepadaku di mana pun kalian berada," sabda beliau ini mengisyaratkan bahwa shalawat yang kita sampaikan akan beliau dapatkan, baik kita sedang berada didekat makam beliau ataupun jauh dari makam beliau Shallallahu 'alaihi wasallam. Karena itu, kita tidak perlu menjadikan makam beliau Shallallahu 'alaihi wasallam sebagai perayaan yang selalu diziarahi.


6/1402.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Setiap orang yang mengucapkan salam kepadaku, niscaya Allah mengembalikan ruhku hingga aku menjawab salamnya."
[HR.Abu Dawud dengan sanad shahih].
[Hasan: Abu Dawud (2041). Dihasankan oleh Syaikh Al-Albani di dalam Shahih Al-Jami' (5679) dan Ash-Shahihah (2266)].


Penjelasan hadits:


Dari Suhail bin Abu Shalih, ia berkata, "Hasan bin Husain bin Ali bin Abi Thalib melihatku di dekat makam (nabawi), lalu ia memanggilku -ia saat itu sedang makan malam dirumah Fathimah-, 'Mari kita makan malam.' Aku menjawab, 'Aku tidak mau.' Ia bertanya, 'Kenapa kau berada di dekat makam?' Aku menjawab, 'Aku mengucapkan salam kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam.' Hasan berkata, 'Saat kau masuk masjid, ucapkan salam.' Setelah itu ia berkata, 'Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Janganlah kalian menjadikan makamku sebagai perayaan.' 'Janganlah kalian menjadikan rumah-rumah kalian kuburan.' 'Bershalawatlah untukku (Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam), karena shalawat kalian sampai kepadaku di manapun kalian berada.' 'Allah 'Aza wa Jalla melaknat Yahudi dan Nasrani, mereka menjadikan kuburan nabi-nabi mereka masjid.' Hasan lalu berkata, 'Kalian sama saja seperti orang-orang Andalusia'."
[HR. Sa'id bin Manshur].


7/1403.
Dari Ali radhiyallahu 'anhu, ia berkata, "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Orang kikir adalah orang yang namaku disebut di dekatnya, lalu ia tidak bershalawat untukku'."
[HR. At-Tirmidzi. Ia berkata, "Hadits ini hasan shahih"].
[Shahih: Ahmad (1/201) dan At-Tirmidzi (3546). Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani di dalam Shahih At-Tirmidzi (2811)].


Penjelasan hadits:


Sabda beliau Shallallahu 'alaihi wasallam, "Orang kikir", yaitu orang yang benar-benar kikir.
Riwayat lain menyebutkan; "Orang yang paling kikir adalah orang yang namaku disebut di dekatnya, lalu ia tidak bershalawat untukku."


8/1404.
Dari Fadhalah bin Ubaid radhiyallahu 'anhu, ia berkata, "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam mendengar seseorang berdo'a dalam shalat tanpa memuji Allah Ta'ala dan tidak membaca shalawat untuk Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam kemudian bersabda, 'Dia ini terburu-buru.' Setelah itu beliau memanggilnya lalu bersabda padanya -atau pada orang lain-, 'Apabila salah seorang di antara kalian berdo'a, maka mulailah dengan memuji Rabbnya, kemudian bershalawat untuk Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, setelah itu berdo'a seperti yang ia kehendaki'."
[HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi. At-Tirmidzi berkata, "Hadits ini hasan shahih"].
[Shahih: Ahmad (6/18); Abu Dawud (1481); dan At-Tirmidzi (3477). Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani di dalam Shahih At-Tirmidzi (2767)].


Penjelasan hadits:


Hadits ini berisi anjuran untuk memulai do'a dengan memuji Allah 'Aza wa Jalla dan membaca shalawat untuk Nabi-Nya.


9/1405.
Dari Abu Muhammad Ka'ab bin Ujrah radhiyallahu 'anhu, ia berkata, "Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam keluar menemui kami lalu kami bertanya, 'Wahai Rasulullah, kami sudah tahu bagaimana kami membaca salam kepadamu, lalu bagaimana kami membaca shalawat untukmu?' Beliau bersabda, 'Ucapkanlah, (Allahumma sholli 'ala Muhammad, wa 'ala aali Muhammad, kama shollayta 'ala aali ibrohim, innaka hamidum majid. Allahumma barik 'ala Muhammad, wa 'ala aali Muhammad, kama barokta 'ala aali ibrohim, iinaka hamidum majid) Ya Allah limpahkanlah rahmat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau melimpahkan rahmat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji, Maha Mulia. Ya Allah, berkahilah Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau memberkahi Ibrahim dan keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji, Maha Mulia'."
[Muttafaqun 'alaih].
[Shahih: Al-Bukhari (4797); Muslim (406); Abu Dawud (976); dan An-Nasa'i (3/47)].


Penjelasan hadits:


Perkataan perawi, "Kami sudah tahu bagaimana kami membaca salam kepadamu," yaitu seperti yang Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam ajarkan kepada mereka dalam tasyahud, "Kesejahteraan, rahmat dan berkah Allah semoga terlimpah kepadamu, wahai nabi!"


10/1406.
Dari Abu Mas'ud Al-Badri radhiyallahu 'anhu, ia berkata, "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam mendatangi kami saat kami berada di majelis Sa'ad bin Ubadah radhiyallahu 'anhu, Basyir bin Sa'ad kemudian berkata, 'Allah Ta'ala memerintahkan kami untuk bershalawat untukmu, wahai Rasulullah, lalu bagaimana harus kami bershalawat untukmu?' Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam diam hingga kami berharap andai saja Basyir tidak bertanya kepada beliau, setelah itu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Ucapkanlah, (Allahumma sholli 'ala Muhammad, wa 'ala aali Muhammad, kama sholayta 'ala aali Ibrohim, wa barik 'ala Muhammad wa 'ala aali Muhammad, kama barokta 'ala aali Ibrohim, innaka hamidum majid) Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau melimpahkan rahmat kepada keluarga Ibrahim, berkahilah Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau memberkahi keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji, Maha Mulia,' sementara (cara) salam adalah seperti yang sudah kalian ketahui'."
[HR. Muslim].
[Shahih: Muslim (405); Abu Dawud (980); At-Tirmidzi (3218); dan An-Nas'ai (3/45)].


Penjelasan hadits:


Sabda beliau, "Sebagaimana Engkau melimpahkan rahmat kepada Ibrahim," "Sebagaimana Engkau memberkahi Ibrahim." Disebutkan dalam riwayat Al-Bukhari dalam kitab; hadits-hadits para Nabi, dalam biografi Ibrahim 'Alaihissalam, dari hadits Ka'ab bin Ajrah dengan lafal: "Sebagaimana Engkau melimpahkan rahmat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim," demikian halnya sabda, "Sebagaimana Engkau memberkahi Ibrahim dan keluarga Ibrahim."


11/1407.
Dari Abu Humaid As-Sa'idi radhiyallahu 'anhu, ia berkata, "Mereka (para shahabat) bertanya, 'Wahai Rasulullah, bagaimana kami bershalawat untukmu?' Beliau menjawab, 'Ucapkanlah (Allahumma sholli 'ala Muhammad, wa 'ala azwajihi wa dzurriy yatihi, kama sholayta 'ala aali Ibrohim, wa barik 'ala Muhammad, wa 'ala azwajihi wa dzurriy yatihi, kama barokta 'ala aali Ibrohima innaka hamidum majid) Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada Muhammad, istri-istri dan keturunannya, sebagaimana Engkau melimpahkan rahmat kepada keluarga Ibrahim, berkahilah Muhammad, istri-istri dan keturunannya, sebagaimana Engkau memberkahi keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji, Maha Mulia'."
[Muttafaqun 'alaih].
[Shahih: Al-Bukhari (6360); dan Muslim (407)].


Penjelasan hadits:


Sabda beliau, "Pada istri-istrinya," istri-istri Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam ada sebelas, dua diantaranya meninggal dunia semasa hidup beliau, dan sembilan lainnya beliau tinggalkan saat beliau wafat.
Sabda beliau, "Dan keturunannya," yaitu seluruh putra-putri dan keturunan beliau.


Wallahu Ta'ala a'lam.
Wassalamu'alaykum wa rahmatullah wa barakatuh.


Sumber:

Kitab 'RIYADHUSH SHALIHIN' - Imam An-Nawawi.
Syarah: Syaikh Faishal Alu Mubarak.
Takrij: Syaikh Nasiruddin Al-Albani.
Alih bahasa: Tim Penterjemah UMMUL QURA.

Penerbit: Ummul Qura - Jkt.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar