AHLAN WA SAHLAN YA IKHWAH...
Sedikit kata untuk kita renungkan bersama...

Minggu, 25 Oktober 2015

KITAB RIYADHUSH SHALIHIN, Bab Keutamaan Shalat

Assalamu'alaykum wa Rahmatullah wa Barakaatuh..
Bismillahirahmannirrahiim..


"Yaa ayyuhalladziina aaamanut taqullah haqqo tuqootihi wala tamutunna illa wa antum muslimun."


"Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa kepada-Nya, dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan beragama Islam."
(QS. Ali Imran: 102).


"Yaa ayyuhannasut taqu robbakumulladzii kholaqokum min nafsin wa hidah wa kholaqo minha dzaujaha wa batstsa minhuma rijaalan katsiiron wa nisaa a wattaqullahalladzii tasaa alunnabihi wal arhaama innallaaha kaana 'alaykum roqiiba."


"Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Robb kalian yang telah menciptakan kalian dari diri yang satu, daripadanya Allah menciptakan istrinya dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan nama-Nya) kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kalian."
(QS. An Nisaa: 1).


"Yaa ayyuhalladziina aaamanut taqullaha wa qulu qaulan sadida yushlih lakum a'maalakum wa yaghfirlakum dzunubakum wa mayyuti 'illaha wa rasulahu faqod faaza fauzan 'adzhiima."


"Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kalian kepada Allah dan katakanlah dengan perkataan yang benar, niscaya Allah akan memperbaiki bagi kalian amal-amal kalian dan mengampuni bagi kalian dosa-dosa kalian. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar."
(QS. Al Ahzab: 70-71).


Fa inna ashdaqol hadiitsi kitaabullaah wa khairal hadi hadi muhammadin shallallaahu 'alaihi wasallam wasyarril umuuri muhdatsaa tuhaa wakulla muhdatsa tin bid'ah wakulla bid'atin dholaalah wakulla dholaalatin fiinnar.


KITAB RIYADHUSH SHALIHIN


187. Bab Keutamaan Shalat


Allah 'Aza wa Jalla berfirman:


"Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar."
(QS. Al-Ankabut: 45)


Al-Baghawi berkata, "Al-Fahsya' adalah amal yang jelek, sedangkan al-munkar adalah sesuatu yang tidak dikenal oleh syari'at."


Ibnu Mas'ud dan yang lainnya berkata, "Di dalam shalat itu terdapat sesuatu yang bisa mencegah dan menghentikan kemaksiatan kepada Allah 'Aza wa Jalla. Maka barang siapa yang shalatnya tidak dapat memerintahnya pada kebaikan dan mencegah kemungkaran, maka shalatnya tersebut justru tidak akan menambah kecuali semakin jauh dari Allah 'Aza wa Jalla."


Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata, "Seseorang datang menemui Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, 'Si fulan melakukan shalat malam, tapi dipagi harinya ia mencuri.' Maka beliau Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Sesungguhnya ia akan dihalangi oleh shalatnya dari hal-hal yang engkau sebutkan'."
(HR. Ahmad)


1/1042.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata, "Saya pernah mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Bagaimana pendapat kalian seandainya ada sungai di depan pintu rumah salah seorang dari kalian, lalu dia mandi lima kali setiap hari didalamnya, apakah kalian menganggap masih ada kotoran (daki) yang tersisa padanya?' Para shahabat menjawab, 'Tidak akan ada kotoran yang tersisa sedikitpun padanya.' Lalu beliau Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Seperti itu pula halnya dengan shalat lima waktu, yang dengannya Allah Ta'ala akan menghapus semua kesalahan'."
(Muttafaq 'alaih).
[Shahih: Al-Bukhari (528); dan Muslim (667)].


2/1043.
Dari Jabir radhiyallahu 'anhu, ia berkata, "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Perumpamaan shalat lima waktu bagaikan sungai yang mengalir deras di depan pintu salah seorang dari kalian, yang mana ia bisa mandi darinya sebanyak lima kali sehari'."
(HR. Muslim).
[Shahih: Muslim (668)].


Kosakata asing:


(Al-Ghamru): Banyak.


Penjelasan hadits:


Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam menyerupakan shalat lima waktu dengan sungai yang mengalir dan menyerupakan dosa dengan kotoran yang dicuci air. Shalat lima waktu dapat menghapus dosa-dosa kecil, sedang dosa besar tidak. Karena air pun tidak dapat membasuh penyakit lepra dan yang semisalnya. Oleh karena itu, Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Shalat lima waktu dan shalat Jum'at ke Jum'at berikutnya, serta puasa Ramadhan ke Ramadhan berikutnya adalah penghapus dosa di antara keduanya selama tidak mengerjakan dosa besar."


3/1044.
Dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu, bahwasanya ada seorang laki-laki mencium seorang wanita, lalu ia mendatangi Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam dan mengabarkan kejadian tersebut kepada beliau. Maka turunlah firman Allah 'Aza wa Jalla, 'Dan dirikanlah shalat pada kedua tepi siang (pagi dan petang dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk.' (QS. Hud: 114). Laki-laki itu lalu bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah ini khusus untukku?" Beliau menjawab, "Untuk semua umatku".
(HR. Muslim).
[Shahih: Al-Bukhari (4687); dan Muslim (2763)].


Penjelasan hadits:


Perkataan Ibnu Mas'ud, "Lalu Allah 'Aza wa Jalla menurunkan ayat 'Dan dirikanlah shalat.' Dalam riwayat Ahmad dan Muslim, "Beliau Shallallahu 'alaihi wasallam membacakan kepadanya, 'Aqimish shalata'."


Awal kisahnya adalah, seseorang datang kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata, "Wahai Rasulullah, sungguh aku menjumpai seorang wanita di kebun. Aku melakukan apa saja terhadapnya, kecuali jimak. Aku mencium dan membelainya dan tidak mengerjakan selain itu. Oleh karenanya, hukumlah aku sekehendakmu." Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam tidak berkata sedikitpun, sampai orang tersebut pergi. Lalu Umar berkata, "Sesungguhnya, Allah telah menutupi kesalahannya, seandainya ia menutupi kesalahan dirinya." Kemudian Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Panggillah ia kembali." Seseorang menyusul dan memanggilnya kembali. Kemudian beliau membacakan kepadanya ayat, "Dan dirikanlah shalat pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada permulaan daripada malam. Sesungguhnya segala perbuatan yang baik menghapuskan (dosa) segala perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat." (QS. Hud: 114).


4/1045.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Shalat lima waktu dan shalat hari Jum'at ke Jum'at berikutnya adalah penghapus dosa di antara keduanya selama dosa-dosa besar tidak dilakukan."
(HR. Muslim).
[Shahih: Muslim (233)].


Penjelasan hadits:


Hadits ini merupakan dalil bahwa amal-amal kebaikan hanya dapat menghapus dosa kecil saja. Allah 'Aza wa Jalla berfirman, "Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (syurga)." (QS. An-Nisa': 31).


5/1046.
Dari Utsman bin Affan radhiyallahu 'anhu, ia berkata, "Saya pernah mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Tidaklah seorang muslim didatangi shalat fardhu, lalu dia membaguskan wudhunya, kekhusyukannya dan rukuknya, melainkan hal itu menjadi penebus dosa-dosanya terdahulu, selama dia tidak melakukan dosa-dosa besar. Dan itu (berlaku) pada setiap zaman'."
(HR. Muslim).
[Shahih: Muslim (228)].


Penjelasan hadits:


Dalam hadits ini terdapat penjelasan tentang umumnya pengampunan terhadap dosa kecil dengan dilakukannya berbagai ketaatan, dan hal itu berlaku di sepanjang zaman.


“Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (QS. An-Nisaa: 103)


Allahu Ta'ala a'lam bishowab.


Sumber:

Kitab 'RIYADHUSH SHALIHIN' - Imam An-Nawawi.
Syarah: Syaikh Faishal Alu Mubarak.
Takrij: Syaikh Nasiruddin Al-Albani.
Alih bahasa: Tim Penterjemah UMMUL QURA.

Penerbit: Ummul Qura - Jkt.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar