Assalamu'alaykum wa Rahmatullah wa Barakaatuh..
Bismillahirahmannirrahiim..
"Yaa ayyuhalladziina aaamanut taqullah haqqo tuqootihi
wala tamutunna illa wa antum muslimun."
"Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada
Allah dengan sebenar-benarnya taqwa kepada-Nya, dan janganlah kamu mati kecuali
dalam keadaan beragama Islam."
(QS. Ali Imran: 102).
"Yaa ayyuhannasut taqu robbakumulladzii kholaqokum min
nafsin wa hidah wa kholaqo minha dzaujaha wa batstsa minhuma rijaalan katsiiron
wa nisaa a wattaqullahalladzii tasaa alunnabihi wal arhaama innallaaha kaana
'alaykum roqiiba."
"Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Robb kalian
yang telah menciptakan kalian dari diri yang satu, daripadanya Allah
menciptakan istrinya dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan
laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan
(mempergunakan nama-Nya) kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah)
hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kalian."
(QS. An Nisaa: 1).
"Yaa ayyuhalladziina aaamanut taqullaha wa qulu qaulan
sadida yushlih lakum a'maalakum wa yaghfirlakum dzunubakum wa mayyuti 'illaha
wa rasulahu faqod faaza fauzan 'adzhiima."
"Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kalian
kepada Allah dan katakanlah dengan perkataan yang benar, niscaya Allah akan
memperbaiki bagi kalian amal-amal kalian dan mengampuni bagi kalian dosa-dosa
kalian. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya ia telah
mendapat kemenangan yang besar."
(QS. Al Ahzab: 70-71).
KITAB RIYADHUSH SHALIHIN
187. Bab Keutamaan
Shalat
Allah 'Aza wa Jalla
berfirman:
"Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji
dan mungkar."
(QS. Al-Ankabut: 45)
Al-Baghawi berkata, "Al-Fahsya' adalah amal yang jelek, sedangkan al-munkar adalah sesuatu yang tidak dikenal oleh syari'at."
Ibnu Mas'ud dan yang lainnya berkata, "Di dalam shalat
itu terdapat sesuatu yang bisa mencegah dan menghentikan kemaksiatan kepada
Allah 'Aza wa Jalla. Maka barang
siapa yang shalatnya tidak dapat memerintahnya pada kebaikan dan mencegah
kemungkaran, maka shalatnya tersebut justru tidak akan menambah kecuali semakin
jauh dari Allah 'Aza wa Jalla."
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu, ia berkata, "Seseorang datang menemui Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, 'Si fulan melakukan
shalat malam, tapi dipagi harinya ia mencuri.' Maka beliau Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Sesungguhnya ia akan dihalangi
oleh shalatnya dari hal-hal yang engkau sebutkan'."
(HR. Ahmad)
1/1042.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu, ia berkata, "Saya pernah mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Bagaimana
pendapat kalian seandainya ada sungai di depan pintu rumah salah seorang dari
kalian, lalu dia mandi lima kali setiap hari didalamnya, apakah kalian
menganggap masih ada kotoran (daki) yang tersisa padanya?' Para
shahabat menjawab, 'Tidak akan ada kotoran yang tersisa sedikitpun padanya.'
Lalu beliau Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
'Seperti
itu pula halnya dengan shalat lima waktu, yang dengannya Allah Ta'ala akan
menghapus semua kesalahan'."
(Muttafaq 'alaih).
[Shahih: Al-Bukhari (528); dan Muslim (667)].
2/1043.
Dari Jabir radhiyallahu
'anhu, ia berkata, "Rasulullah Shallallahu
'alaihi wasallam bersabda, 'Perumpamaan shalat lima waktu bagaikan
sungai yang mengalir deras di depan pintu salah seorang dari kalian, yang mana
ia bisa mandi darinya sebanyak lima kali sehari'."
(HR. Muslim).
[Shahih: Muslim (668)].
Kosakata asing:
(Al-Ghamru): Banyak.
Penjelasan hadits:
Nabi Shallallahu
'alaihi wasallam menyerupakan shalat lima waktu dengan sungai yang mengalir
dan menyerupakan dosa dengan kotoran yang dicuci air. Shalat lima waktu dapat
menghapus dosa-dosa kecil, sedang dosa besar tidak. Karena air pun tidak dapat
membasuh penyakit lepra dan yang semisalnya. Oleh karena itu, Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Shalat lima waktu dan shalat Jum'at ke Jum'at berikutnya, serta puasa
Ramadhan ke Ramadhan berikutnya adalah penghapus dosa di antara keduanya selama
tidak mengerjakan dosa besar."
3/1044.
Dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu
'anhu, bahwasanya ada seorang laki-laki mencium seorang wanita, lalu ia
mendatangi Nabi Shallallahu 'alaihi
wasallam dan mengabarkan kejadian tersebut kepada beliau. Maka turunlah
firman Allah 'Aza wa Jalla, 'Dan
dirikanlah shalat pada kedua tepi siang (pagi dan petang dan pada bahagian
permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu
menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk.' (QS. Hud: 114).
Laki-laki itu lalu bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah ini khusus
untukku?" Beliau menjawab, "Untuk semua umatku".
(HR. Muslim).
[Shahih: Al-Bukhari (4687); dan Muslim (2763)].
Penjelasan hadits:
Perkataan Ibnu Mas'ud, "Lalu Allah 'Aza wa Jalla menurunkan ayat 'Dan dirikanlah shalat.' Dalam
riwayat Ahmad dan Muslim, "Beliau Shallallahu
'alaihi wasallam membacakan kepadanya, 'Aqimish shalata'."
Awal kisahnya adalah, seseorang datang kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam seraya
berkata, "Wahai Rasulullah, sungguh aku menjumpai seorang wanita di kebun.
Aku melakukan apa saja terhadapnya, kecuali jimak. Aku mencium dan membelainya
dan tidak mengerjakan selain itu. Oleh karenanya, hukumlah aku
sekehendakmu." Rasulullah Shallallahu
'alaihi wasallam tidak berkata sedikitpun, sampai orang tersebut pergi.
Lalu Umar berkata, "Sesungguhnya, Allah telah menutupi kesalahannya,
seandainya ia menutupi kesalahan dirinya." Kemudian Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Panggillah
ia kembali." Seseorang menyusul dan memanggilnya kembali. Kemudian
beliau membacakan kepadanya ayat, "Dan dirikanlah shalat pada kedua tepi
siang (pagi dan petang) dan pada permulaan daripada malam. Sesungguhnya segala
perbuatan yang baik menghapuskan (dosa) segala perbuatan yang buruk. Itulah peringatan
bagi orang-orang yang ingat." (QS. Hud: 114).
4/1045.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu
'alaihi wasallam bersabda, "Shalat lima waktu dan shalat hari
Jum'at ke Jum'at berikutnya adalah penghapus dosa di antara keduanya selama
dosa-dosa besar tidak dilakukan."
(HR. Muslim).
[Shahih: Muslim (233)].
Penjelasan hadits:
Hadits ini merupakan dalil bahwa amal-amal kebaikan hanya
dapat menghapus dosa kecil saja. Allah 'Aza
wa Jalla berfirman, "Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di
antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus
kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat
yang mulia (syurga)." (QS. An-Nisa': 31).
5/1046.
Dari Utsman bin Affan radhiyallahu
'anhu, ia berkata, "Saya pernah
mendengar Rasulullah Shallallahu
'alaihi wasallam bersabda, 'Tidaklah seorang muslim didatangi shalat
fardhu, lalu dia membaguskan wudhunya, kekhusyukannya dan rukuknya, melainkan
hal itu menjadi penebus dosa-dosanya terdahulu, selama dia tidak melakukan
dosa-dosa besar. Dan itu (berlaku) pada setiap zaman'."
(HR. Muslim).
[Shahih: Muslim (228)].
Penjelasan hadits:
Dalam hadits ini terdapat penjelasan tentang umumnya
pengampunan terhadap dosa kecil dengan dilakukannya berbagai ketaatan, dan hal
itu berlaku di sepanjang zaman.
“Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas
orang-orang yang beriman.” (QS. An-Nisaa: 103)
Allahu Ta'ala a'lam
bishowab.
Sumber:
Kitab 'RIYADHUSH SHALIHIN' - Imam
An-Nawawi.
Syarah: Syaikh Faishal Alu
Mubarak.
Takrij: Syaikh Nasiruddin
Al-Albani.
Alih bahasa: Tim Penterjemah
UMMUL QURA.
Penerbit: Ummul Qura - Jkt.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar