AHLAN WA SAHLAN YA IKHWAH...
Sedikit kata untuk kita renungkan bersama...

Sabtu, 20 Juni 2015

KITAB RIYADHUSH SHALIHIN, Bab Sunnah Mendo'akan Orang Yang Bersin (Tasymit)

Assalamu'alaykum wa Rahmatullah wa Barakatuh


KITAB RIYADHUSH SHALIHIN


142. Bab Sunnah Mendo'akan Orang Yang Bersin (Tasymit) Jika Ia Memuji Allah Ta'ala dan Makruh Mendo'akannya Jika Ia Tidak Memuji Allah Serta Penjelasan Tentang Adab-adab Tasymit, Bersin dan Menguap.


Kata Tasymit, bisa dengan menggunakan huruf syin (bertitik) atau huruf sin (tanpa titik). Makna syamittahu, yaitu mendo'akannya agar seluruh kebaikan terkumpul padanya. At-Tasmit dengan huruf sin (tanpa titik) artinya at-tabrik (berkah), dikatakan samittahu, yaitu mendo'akan keberkahan untuknya.


Abu Bakar Ibnu Al-Arabi berkata, "Ahli bahasa telah membahas asal usul dua lafal ini, namun mereka tidak menjelaskan makna di dalamnya. Padahal maknanya sangat indah sekali. Yaitu bahwa orang yang bersin akan terasa longgarlah semua organ yang ada di kepala dan apa saja yang terhubung dengan kepala seperti tengkuk dan yang lainnya. Dengan demikian, apabila dikatakan kepadanya, yarhamukallahu, maka itu artinya, semoga Dia memberimu rahmat, yang dengannya badanmu kembali sehat seperti kondisi badanmu sebelum bersin, dan mengembalikan kondisinya seperti semula tanpa ada sedikit pun perubahan.
Jika kata At-Tasmiit dengan menggunakan huruf sin tanpa titik, maka artinya semua organ tubuh kembali kepada keadaan seperti semula. Sedangkan At-Tasymiit dengan huruf syin bertitik, maka maknanya semoga Allah memelihara penopang-penopangnya, yakni penopang-penopang yang dengannya badan menjadi tegak dan agar selalu seimbang."


1/878.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwasanya Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Sesungguhnya Allah mencintai bersin dan benci pada menguap. Maka apabila salah seorang dari kalian bersin dan ia memuji Allah 'Aza wa Jalla -yakni mengucapkan Alhamdulillah- maka wajib atas setiap muslim yang mendengarnya untuk mengucapkan padanya, 'Yarhamukallah' (Semoga Allah merahmatimu). Adapun menguap, ialah dari setan. Maka apabila salah seorang dari kalian menguap hendaklah menahannya sekuat mungkin, sebab ketika salah seorang dari kalian menguap, setan tertawa karenanya."
(HR. Al-Bukhari).
[Shahih: Al-Bukhari (6223)].


Penjelasan hadits:


Bersin terjadi ketika badan dalam kondisi ringan, pori-pori terbuka dan tidak terlalu kenyang, sehingga hal tersebut mendorongnya untuk rajin beribadah. Sedangkan menguap, ia terjadi karena berat badan yang berlebihan, yang muncul karena banyak menyantap makanan dan campuran didalamnya, sehingga membuatnya malas.


Al-Halimi berkata, "Hikmah disyariatkannya bertahmid bagi orang yang bersin adalah bahwa bersin dapat mengeluarkan penyakit dari otak, yang mana kekuatan pikiran ada di dalam otak, dan dari otaklah pusat syaraf tumbuh yang merupakan mineral penting bagi indera. Dengan demikian, tepatlah jika nikmat ini disambut dengan bacaan tahmid, memuji Allah."


Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata, "Tidak ada dasarnya tradisi kebanyakan orang, yaitu menyempurnakan bacaan Al-Fatihah (ketika bersin), setelah mengucapkan 'Alhamdulillahi Rabbil 'Alamin' (Segala puji hanya milik Allah, Rabb semesta alam)."


2/879.
Dari (Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu), dari Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda, "Apabila salah seorang diantara kalian bersin hendaklah mengucapkan, 'Alhamdulillah' dan hendaklah saudaranya atau kawannya yang mendengar, mengucapkan 'Yarhamukallah', selanjutnya apabila saudara atau kawannya tadi sudah mengucapkan 'Yarhamukallah', maka hendaklah orang yang bersin itu mengucapkan 'Yahdikumullah wayushlihu balakum (Semoga Allah memberikan petunjuk padamu dan membaguskan hatimu)'."
(HR Al-Bukhari).
[Shahih: Al-Bukhari (6224)].


Penjelasan hadits:


Ada yang mengatakan bahwa hikmah dari penggunaan kata tunggal dalam do'a untuk orang yang bersin dan kata ganti jamak untuk untuk orang yang menjawabnya karena rahmat adalah sesuatu yang dimintakan untuk orang yang bersin seorang, karena ia tertimpa sesuatu yang memperlemah syarafnya dan membahayakan badannya jika bukan karena rahmat Allah semata. Adapun hidayah, ia adalah sesuatu yang dimintakan untuk semua kaum Mukminin, yang di antaranya adalah si lawan bicara (orang yang mendo'akan tadi).


3/880.
Dari Abu Musa radhiyallahu 'anhu, ia berkata, "Saya pernah mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Apabila salah seorang dari kalian bersin, lalu mengucapkan alhamdulillah, maka bertasymit-lah untuknya, do'akanlah dengan: yarhamukallah. Namun jika ia tidak mengucapkan alhamdulillah maka janganlah kalian mendo'akannya'."
(HR. Muslim).
[Shahih: Muslim (2992)].


Penjelasan hadits:


Intisari hadits ini ialah bahwa orang yang bersin jika tidak bertahmid kepada Allah maka tidak boleh di do'akan.


4/881.
Dari Anas radhiyallahu 'anhu, ia berkata, "Ada dua orang yang bersin di dekat Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam. Lalu beliau mendo'akan salah satunya dan tidak mendo'akan yang lainnya. Lalu orang yang tidak di do'akan oleh beliau berkata, 'Si Fulan bersin lalu Anda mendo'akannya dan saya juga bersin tetapi Anda tidak mendo'akan saya?' Beliau Shallallahu 'alaihi wasallam lalu menjawab, 'Orang ini setelah bersin mengucapkan alhamdulillah, sedang engkau tidak mengucapkan alhamdulillah'."
(Muttafaq 'alaih).
[Shahih: Al-Bukhari (6225); Muslim (2991); Abu Dawud (5039); dan At-Tirmidzi (2743)].


Penjelasan hadits:


Intisari hadits ini ialah ketentuan untuk menghormati orang yang mengerjakan ketaatan dan mengabaikan orang yang meninggalkan ketaatan.
Al-Auza'i menceritakan bahwa ada seseorang yang bersin di dekatnya tetapi ia tidak mengucapkan hamdalah. Maka Al-Auza'i berkata kepadanya, "Apa yang engkau ucapkan ketika bersin?" Lelaki tersebut menjawab, "Aku mengucapkan alhamdulillah." Setelah itu, Al-Auza'i berkata kepadanya, "Yarhamukallah."


5/882.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata, "Apabila Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersin, beliau meletakkan tangannya atau (kain) bajunya pada mulutnya dan merendahkan -atau menahan- suaranya."
(HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi dan ia mengatakan, "Hadits hasan shahih.").
[Shahih: Abu Dawud (5029); At-Tirmidzi (2746)]. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani di dalam Shahih At-Tirmidzi (2205).


Penjelasan hadits:


Intisari hadits ini ialah sunnah meletakkan (kain) baju pada mulut dan hidung ketika bersin untuk mencegah keluarnya sesuatu yang mengganggu teman duduknya, dan tidak perlu membungkukkan lehernya.
Ibnu Al-Arabi berkata, "Hikmah merendahkan suara bersin adalah karena ketika suara bersin dikeraskan akan mengganggu orang lain."
Diriwayatkan dari hadits Ubadah secara marfu', "Apabila salah seorang dari kalian bersendawa atau bersin maka janganlah mengeraskan suaranya, karena setan suka jika suara sendawa dan bersin dikeraskan."


6/883.
Dari Abu Musa radhiyallahu 'anhu, ia berkata, "Orang-orang Yahudi pernah sengaja bersin di dekat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam dan mereka berharap beliau mendo'akan mereka dengan ucapan, 'Yarhamukallah,' tetapi beliau justru mengucapkan, Yahdikumullah wa yushlihu balakum'."
(HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi dan ia mengatakan,"Hadits hasan shahih.").
[Shahih: Abu Dawud (5038); At-Tirmidzi (2740). Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani di dalam Shahih At-Tirmidzi (2201)].


Penjelasan hadits:


Orang-orang Yahudi mengetahui kenabian dan risalah Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam dalam batin mereka, meskipun secara lahir mereka mengingkarinya karena dengki dan membangkang.


Allah 'Aza wa Jalla berfirman:


"Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al-Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri."
(Al-Baqarah: 146).


Hadits ini menjelaskan bahwa orang kafir tidak perlu di do'akan 'Yarhamukallah', namun di do'akan 'Yahdikumullah wa yushlihu balakum'.


6/884.
Dari Sa'id Al-Kudri radhiyallahu 'anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Jika salah seorang dari kalian menguap hendaklah menutup mulutnya dengan tangannya, sebab setan akan masuk."
(HR. Muslim).
[Shahih: Muslim (2995); Abu Dawud (5026)].


Penjelasan hadits:


Intisari dari hadits ini adalah sunnah menutupkan tangan pada mulut ketika menguap, karena setan akan masuk mulut ketika seseorang menguap.


Sumber:

Kitab 'RIYADHUSH SHALIHIN' - Imam An-Nawawi.
Syarah: Syaikh Faishal Alu Mubarak.
Takrij: Syaikh Nasiruddin Al-Albani.
Alih bahasa: Tim Penterjemah UMMUL QURA.

Penerbit: Ummul Qura - Jkt.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar