AHLAN WA SAHLAN YA IKHWAH...
Sedikit kata untuk kita renungkan bersama...

Kamis, 02 Oktober 2014

SYARAH HADITS ARBA'IN AN NAWAWI, Hadits Ke-16

"Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwasanya seseorang bertanya kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam: "Wasiatkanlah aku." Beliau bersabda: "Jangan engkau marah." Dia meminta hal itu berkali-kali, beliau bersabda: "Jangan engkau marah."
(HR. Bukhari).



Al-Hafizh berkata dalam Al-Fath [X/520]: "Al-Khaththabi berkata: "Makna sabda beliau Shallallahu 'alaihi wasallam: "Jangan engkau marah" adalah: jauhilah semua penyebab kemarahan, jangan mendekati hal-hal yang bisa menyebabkan kemarahan. Adapun kemarahan itu sendiri tidaklah mudah untuk dilarang, sebab kemarahan adalah perkara alami yang tetap menjadi tabi'at."



Dia juga berkata: "Ibnut Tin berkata: Dalam sabda beliau Shallallahu 'alaihi wasallam "Jangan engkau marah", beliau mengumpulkan kebaikan dunia dan akhirat. Sebab kemarahan mengakibatkan terputusnya hubungan dan menghilangkan persahabatan. Bahkan bisa menyebabkan seseorang menyakiti orang yang dimarahinya, sehingga agamanya menjadi berkurang."



Allah memuji orang-orang yang menahan amarah dan memaafkan manusia. Dan Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam memberitahukan bahwa:



"Orang yang kuat itu bukanlah orang yang jago bergulat, namun orang yang kuat itu adalah orang yang menguasai dirinya ketika marah."
(Bukhari [6114]).



Seseorang wajib menahan amarahnya, dan hendaklah dia berlindung kepada Allah dari syaitan. Sebagaimana disebutkan dalam riwayat Bukhari [6115]. Hendaknya pula dia duduk atau berbaring, sebagaimana datang pada riwayat Abu Daud [4782] dari Abu Dzar bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:



"Jika salah seorang dari kalian marah dalam keadaan berdiri, maka hendaknya dia duduk. Jika belum hilang marahnya maka hendaklah dia berbaring."
(Hadits ini Shahih, para rawinya adalah rawi Muslim).



Diantara kandungan hadits ini adalah:



1. Semangat para shahabat untuk meraih kebaikan. Ini ditunjukkan oleh shahabat yang meminta wasiat ini kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam.



2. Peringatan atas hal-hal yang menyebabkan kemarahan beserta akibatnya.



3. Diulang-ulangnya wasiat untuk melarang amarah menunjukkan pentingnya wasiat tersebut.



Sumber:

Kitab "Fathul Qawiyyil Matin fi Syarhil Arba'in wa Tatimmatil Khamsin Lin Nawawi wa Ibni Rajab Rahimahumallah."
Ditulis Oleh: Syaikh 'Abdul Muhsin bin Hamd al-'Abbad al-Badr.
Diterjemahkan oleh:
Abu Habiib Sofyan Saladin.
Dalam Judul Versi Indonesia: "Syarah Hadits Arba'in an-Nawawi" (Plus 8 Hadits Ibnu Rajab).
Penerbit: "Darul Ilmi", Cileungsi-Bogor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar