AHLAN WA SAHLAN YA IKHWAH...
Sedikit kata untuk kita renungkan bersama...

Jumat, 25 Juli 2014

SYARAH HADITS ARBA'IN AN NAWAWI, Hadits Ke-4.

Hadits Ke-4:



"Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu beliau berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam menyampaikan kepada kami dan beliau adalah orang yang benar dan dibenarkan: "Sesungguhnya salah seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya sebagai setetes mani selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi darah yang menggumpal selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging selama empat puluh hari. Kemudian diutus kepadanya malaikat lalu ditiupkan padanya ruh dan dia diperintahkan untuk menetapkan empat perkara: menetapkan rizkinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan atau kebahagiaannya. Demi Allah yang tidak ada ilah selain-Nya, sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli syurga hingga jarak antara dirinya dan syurga tinggal sehasta, akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli neraka, maka masuklah dia ke dalam neraka. Dan sesungguhnya diantara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli neraka hingga jarak antara dirinya dan neraka tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli syurga, maka masuklah dia kedalam syurga."
(HR. Bukhari dan Muslim).



Penjelasan:



Ucapannya: "Orang yang benar akan dibenarkan." Maknanya adalah benar dalam ucapannya dan dibenarkan dalam wahyu yang dibawanya. Ibnu Mas'ud mengucapkan hal ini karena hadits ini berkenaan dengan perkara-perkara ghaib yang tidak bisa diketahui kecuali melalui wahyu.



Sabda beliau Shallallahu 'alaihi wasallam: "Sesungguhnya salah seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya." Dikatakan bahwa maksudnya adalah mani lelaki dikumpulkan dengan mani perempuan di dalam rahim, kemudian darinya diciptakan manusia. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:



"Dia diciptakan dari air yang dipancarkan."
(QS. Ath-Thariq: 6).



Dan firman-Nya:



"Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina? Kemudian Kami letakkan dia dalam tempat yang kokoh (rahim)."
(QS. Al- Mursalat: 20-21).



Yang dimaksud dengan Penciptaannya adalah asal diciptakannya manusia. Terdapat sebuah hadits dalam Shahih Muslim [1438]:



"Tidak setiap mani menjadi anak."



Di dalam hadits ini disebutkan fase penciptaan manusia. Yaitu: Pertama Nuthfah, yang artinya air yang berjumlah sedikit. Kedua 'Alaqah, yang artinya darah yang menggumpal. Ketiga Mudhghah, yang artinya segumpal daging seukuran kunyahan manusia. Allah telah menyebutkan ketiga fase ini dalam firman-Nya:



"Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna."
(QS. Al-Hajj: 5).



Makna: "Yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna;" Berbentuk dan tidak berbentuk. Penjelasan paling lengkap tentang fase penciptaan manusia adalah firman Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam Surat Al-Mukminun:



"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik."
(QS. Al-Mukminun: 12-14).



Dalam hadits ini disebutkan bahwa setelah berlalu ketiga fase ini-yaitu setelah seratus dua puluh hari- ditiupkan padanya ruh, sehingga seorang insan menjadi hidup, sedang sebelum itu dia mati. Telah disebutkan di dalam Al-Qur'anul Karim bahwa seorang insan memiliki dua kehidupan dan dua kematian. Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta'ala firmankan tentang orang-orang kafir:



"Mereka menjawab: "Ya Tuhan kami, Engkau telah mematikan kami dua kali dan telah menghidupkan kami dua kali (pula)."
(QS. Ghafir: 11).



Kematian pertama adalah sebelum ditiupkannya ruh. Kemudian kehidupan pertama adalah semenjak ditiupkannya ruh hingga ajal tiba. Kemudian kematian kedua adalah setelah mati hingga hari berbangkit, kematian ini tidaklah menafikan kehidupan alam barzakh yang telah ditetapkan oleh Al-Qur'an dan As-Sunnah. Kemudian kehidupan kedua adalah setelah berbangkit dari kubur, yang merupakan kehidupan abadi tanpa batas. Keempat keadaan manusia ini Allah terangkan dalam firman-Nya:



"Dan Dia-lah Allah yang telah menghidupkan kamu, kemudian mematikan kamu, kemudian menghidupkan kamu (lagi), Sesungguhnya manusia itu, benar-benar sangat mengingkari nikmat."
(QS. Al-Hajj: 66).



"Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan?"
(QS. Al-Baqarah: 28).



Jika janin gugur setelah ditiupkannya ruh maka diberlakukan atasnya hukum-hukum seperti dimandikan, dishalati, masa 'iddah (ibu janin tersebut) habis (jika dia diceraikan atau ditinggal mati oleh suaminya ketika mengandung), jika ibunya budak maka dia disebut Ummu Walad dan nifas. Jika gugur sebelum itu maka hukum-hukum ini tidak berlaku.



Setelah malaikat menetapkan rizkinya, ajalnya, kelaminnya dan dia akan bahagia atau sengsara, maka mengetahui jenis kelamin janin bukanlah termasuk ilmu ghaib yang Allah Ta'ala khususkan bagi diri-Nya, sebab malaikat telah mengetahu hal tersebut. Maka mengetahui jenis kelamin janin menjadi satu hal yang mungkin.



Sesungguhnya takdir ketetapan Allah telah mendahului segala sesuatu yang ada. Dan sesungguhnya ukuran kebahagian dan kesengsaraan seseorang adalah keadaannya ketika akan meninggal.



Keadaan manusia berdasarkan permulaan dan akhir hayatnya ada empat:



Pertama: Ada yang permulaannya baik dan akhir hayatnya pun baik.



Kedua: Ada yang permulaannya buruk dan akhir hayatnya pun buruk.



Ketiga: Ada yang permulaannya baik dan akhir hayatnya buruk. Seperti orang yang tumbuh diatas ketaatan kepada Allah. Kemudian sebelum meninggal dia murtad dari Islam dan mati dalam keadaan murtad.



Keempat: Ada yang permulaannya buruk dan akhir hayatnya baik. Seperti para penyihir Fir'aun yang beriman kepada Rabb Musa dan Harun. Seperti lelaki yahudi yang melayani Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam dan Nabi jenguk dalam sakitnya. Lalu beliau menawarinya Islam dan diapun masuk Islam.
Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:



"Segala puji bagi Allah yang menyelamatkannya dari neraka."
(Hadits ini terdapat dalam Shahih Bukhari [1356])



Dua keadaan terakhir ini diisyaratkan oleh hadits ini.



Hadits ini menunjukkan bahwa seorang insan melakukan amal yang mengandung kebahagiaan atau kesengsaraan dengan kehendak dan keinginannya sendiri. Meski demikian dia tidaklah keluar dari kehendak Allah. Dia adalah seorang yang Mukhayyar karena dia beramal dengan pilihan dan ikhtiyarnya sendiri. Dan dia juga musayyar, artinya dia tidak akan melakukan sesuatu kecuali dengan kehendak Allah. Kedua perkara ini diisyaratkan oleh hadits ini bahwa sebelum meninggal seseorang didahului oleh ketetapan takdirnya, sehingga dia melakukan amalan penduduk syurga atau amalan penduduk neraka.



Sesungguhnya seorang insan wajib berada antara takut dan harap. Sebab diantara manusia terdapat orang yang melakukan kebaikan dalam hidupnya namun dia menutup hidupnya dengan akhir yang buruk. Tidak selayaknya pula seseorang putus harapan. Karena bisa jadi seseorang lama melakukan maksiat, lalu Allah menganugerahinya hidayah sehingga dia mendapatkan hidayah di akhir hayatnya.



An-Nawawi berkata ketika menjelaskan hadits ini: "Jika ada yang berkata: Allah Ta'ala berfirman:



"Sesungguhnya mereka yang beriman dan beramal shalih, tentulah Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan (nya) dengan yang baik."
(QS. Al-Kahfi: 30).



Zahir ayat ini menunjukkan bahwa amal shalih yang dilakukan seorang yang ikhlas diterima (oleh Allah). Jika diterima sesuai dengan janji Allah ini maka dia akan aman dari su'ul khatimah. Hal ini bisa dijawab dari dua sisi:



Pertama: Hal tersebut bergantung pada syarat diterimanya amal dan husnul khatimah. Bisa diartikan bahwa orang yang beriman dan ikhlas dalam beramal tidaklah menutup kehidupannya kecuali dengan kebaikan.



Kedua: Su'ul khatimah hanya terjadi kepada orang yang buruk amalnya atau mencampurkan amal yang buruk dengan amal shalih yang telah bercampur pula dengan riya' dan sum'ah. Hal ini diisyaratkan oleh hadits yang lain:



"Sesungguhnya salah seorang dari kalian benar-benar akan mengamalkan amalan penduduk syurga dalam apa yang tampak bagi manusia."



Artinya apa yang tampak bagi manusia dari kebaikan lahiriyahnya padahal dia menyembunyikan keburukan dan kerusakan.




Wallahu Ta'ala a'lam.



Diantara kandungan hadits ini adalah:



1. Keterangan tentang fase penciptaan manusia di dalam perut ibunya.



2. Peniupan ruh dilakukan setelah seratus dua puluh hari. Dengan itu dia telah menjadi manusia.



3. Diantara malaikat ada yang ditugaskan didalam rahim.



4. Iman kepada perkara ghaib.



5. Iman kepada takdir, bahwasanya takdir mendahului segala yang ada.



6. Bersumpah tanpa diminta dengan tujuan untuk menguatkan ucapan.



7. Setiap amal bergantung pada penutupnya.



8. Menyatukan antara takut dan harap. Orang yang melakukan kebaikan takut terhadap su'ul khatimah dan orang yang melakukan keburukan tidak boleh putus asa dari rahmat Allah.



9. Amal merupakan sebab untuk masuk syurga atau neraka.



10. Orang yang ditakdirkan sengsara tidak bisa diketahui keadaannya di dunia, demikian pula sebaliknya.



Sumber:

Kitab "Fathul Qawiyyil Matin fi Syarhil Arba'in wa Tatimmatil Khamsin Lin Nawawi wa Ibni Rajab Rahimahumallah."
Ditulis Oleh: Syaikh 'Abdul Muhsin bin Hamd al-'Abbad al-Badr.
Diterjemahkan oleh:
Abu Habiib Sofyan Saladin.
Dalam Judul Versi Indonesia: "Syarah Hadits Arba'in an-Nawawi" (Plus 8 Hadits Ibnu Rajab).
Penerbit: "Darul Ilmi", Cileungsi-Bogor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar